Potret Siswa SD di Pedalaman: Kurang Gizi, Pertama Kali Makan Telur Lalu Muntah
Saking miskinnya, banyak anak-anak yang kami bantu, saat pertama kali di beri telur ayam,mereka muntah"
KFC dan 1000 Guru
Begitulah gambaran kondisi buruknya gizi para siswa sekolah dasar di pedalaman Sumba Barat ini.
SDN Mata Wee Tame berada di Kelurahan Lolowano yang sekitar 30 km dari ibukota Kabupaten yakni Waikabubak.

Kondisi alam berbukit kapur sehingga tandus dan kering pada musim kemarau seperti September ini membuat masyarakat sulit bercocok tanam.
Kemiskinan juga tergambar dari rumah-rumah warga yang sebagian besar hanya berlapis anyaman bamu atau gedek. Lantai rumah juga sebagian besar masih tanah yang berdebu saat musim kemarau.
Kepala Sekolah SD Induk Mata Wee Tame yakni Simon Bebuma mengatakan bahwa sebenarnya kawasan Lolonamo dan sekitarnya juga menghasilkan kacang hijau.

Namun warga jarang ada yang memasak menjadi bubur kacang hijau.
" Biasanya kacang hijau dijual untuk beli beras. Warga lebih butuh beras untuk makan yang mengenyangkan," ujar.
Menurut Jemi Ngadiono, KFC Indonesia dan 1000 Guru berkomiten untuk memajukan pendidikan di pedalaman.
Program yang dijalankan yakni Smart Center Project untuk sekolah dasar di pedalaman yang kondisi fisik bangunan memprihatinkan dan kondisi siswa kekurangan gizi.

Agar anak-anak mampu menyerap pelajaran yang diberikan guru, maka siswa juga perlu diberi asupan nutrisi yang cukup.
SDN (Paralel) Mata Wee Tame dipilih KFC Indonesia dan 1000 Guru menjadi Smart Center Project karena dua syarat terpenuhi.
Gedung bangunan berupa rumah gedek beratap seng, serta lantai tanah dan fasilitas mengajar sangat minim.
Saat Tribunnews.com ikut hadir di sekolahan tersebut, terlihat sebagian anak-anak bersekolah tanpa alas kaki. Sebagian kaki anak-anak luka.
Tatap mata kosong dan masih sulit diajak berkomunikasi hampir dapat dilihat dari raut wajah para siswa kelas 1 dan 2 SDN tersebut.
