Senin, 29 September 2025

Dua Siswa Nilai ASPD-nya Sama, Emang Boleh?

Tiara dan Aqila sukses meraih nilai 100 pada mata pelajaran literasi numerasi ASPD dan keduanya merupakan siswa bimbel Ganesha Operation.

|
Dok. Ganesha Operation
NILAI ASPD - Dua siswa di DIY, yaitu Tiara Maharani Alvyta dari SMP Negeri 1 Sleman dan Aqila Nur Madani Hasmoko dari SMP Negeri 1 Bantul, berhasil meraih nilai Asesmen Standardisasi Pendidikan Daerah atau ASPD tertinggi. Tiara dan Aqila sukses mendapatkan nilai 100. Keduanya merupakan siswa berprestasi Ganesha Operation. 

Di DIY, nilai ASPD tidak hanya digunakan untuk evaluasi mutu, tapi juga menjadi penentu seleksi Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) untuk masuk ke SMP, SMA, dan SMK negeri maupun swasta.

Untuk seleksi masuk ke jenjang SMP dan SMA, nilai ASPD memberi bobot 55 persen dalam penilaian gabungan dan sangat dianjurkan mengikuti ASPD, karena nilai dari asesmen ini memberikan kontribusi signifikan terhadap hasil seleksi.

Artinya, meskipun bersifat pilihan, keikutsertaan dalam ASPD menjadi strategi penting bagi siswa yang ingin mendapatkan peluang lebih besar dalam persaingan masuk sekolah favorit.

Bahkan, siswa dari luar DIY pun bisa mengikuti ASPD jika ingin mendaftar ke SMA/SMK di wilayah ini.

Biasanya, Disdikpora menyediakan tempat ujian bagi siswa luar daerah di Kabupaten Sleman dan Bantul.

ASPD Yogyakarta Jadi Contoh bagi Daerah Lain

Keberhasilan pelaksanaan ASPD ternyata menarik perhatian dari pemerintah pusat. Dalam kunjungan kerja Komisi X DPR RI ke Yogyakarta akhir 2024 lalu, ASPD menjadi salah satu sorotan.

Mereka melihat bagaimana asesmen ini mampu menjawab tantangan pendidikan lokal tanpa kehilangan kualitas pengukuran akademik.

ASPD dikembangkan dan disusun sendiri oleh daerah, bukan menggunakan soal dari pusat.

Pendekatan ini menjadikan soal-soalnya lebih kontekstual, lebih relevan, dan lebih mencerminkan kemampuan berpikir siswa dalam kehidupan nyata.

Tak hanya itu, dalam konteks PPDB, nilai ASPD juga digunakan berdampingan dengan nilai rapor.

Ini adalah bentuk pengakuan terhadap penilaian guru, sekaligus menjaga objektivitas seleksi.

Hasilnya, sistem seleksi menjadi lebih transparan, adil, dan adaptif terhadap realitas pendidikan di lapangan.

Menyambut Pendidikan yang Lebih Terukur dan Berkualitas

Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah (ASPD) menjadi gambaran nyata bagaimana sebuah sistem evaluasi dapat disesuaikan dengan konteks lokal tanpa mengabaikan esensi mutu pendidikan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan