Senin, 6 Oktober 2025

Sosok Putri Minangsari, Penulis Sekaligus Penari Tradisional Bali

Hari Tari Sedunia, inilah sosok Putri Minangsari yang merupakan penulis sekaligus penari tradisional Bali !

Penulis: Fira Firoh
Ilustrasi Parapuan Foto 2022-04-29 16:01:26 

Parapuan.co- Hari ini, tepatnya pada Jumat (29/4/2022), diperingati sebagai Hari Tari Sedunia atau yang dikenal dengan World Dance Day.

Seiring perkembangan jaman, jumlah penari tradisional, semakin lama, semakin menipis.

Hal itu terlihat dari sedikitnya orang-orang yang bercita-cita sebagai seorang penari khususnya penari tradisional.

Salah satu penari yang konsisten melestarikan tari daerah ialah Ni Ketut Putri Minangsari, atau yang bisa dipanggil oleh muridnya dengan sebutan "Mbok".

Mengutip dari Parapuan.co, perempuan yang akrab disapa Putri ini, menceritakan awal mula dirinya memutuskan untuk menjadi seorang penari.

"Dulu saat masih kecil, saya dan kakak-kakak perempuan saya, diwajibkan untuk belajar menari Bali. Jadi, menari itu sudah jadi bagian dari kami. Memang kami orang Bali, tapi belum pernah tinggal di Bali karena ayah saya bekerja pindah-pindah. Tapi ayah saya selalu ngotot agar anak-anaknya tetap dekat dengan akar. Makanya masing-masing dari kami, sejak umur lima tahun, selalu belajar menari. Sejak dulu selalu dipanggilkan guru atau dimasukkan ke sekolah sanggar tari. Saat dulu ada acara di SD, SMP, SMA, saya selalu tampil menari. Kalau ada acara-acara di kampus dulu, saya juga ikut menari, walaupun saya bukan mahasiswa di situ atau murid di situ," cerita Putri dikutip dari Parapuan.co pada Jumat (29/4/2022).

Profesi yang dijalaninya saat ini, diketahui tidak sesuai dengan pendidikan sarjana yang diambilnya dahulu.

"Dulu itu, saya kuliah di Universitas Parahyangan jurusan Hubungan Internasional. Tapi setelah saya menikah dan punya anak, ilmu yang saya pelajari saat kuliah tidak terpakai. Karena saya tidak mengambil jalur diplomasi. Akhirnya saya mengajar bahasa Inggris, lalu bekerja di bidang jurnalisme, dan menulis beberapa publikasi. Meski disibukkan dengan pekerjaan tersebut, saya tetap menari dan tidak pernah berhenti. Bahkan sampai sekarang bisa dibilang, saya full menari. Mengajar dan berpentas. Tapi saya juga bekerja sebagai copywriter. Hal itulah yang kemudian membuat saya terlibat dalam kegiatan Ubud Writers Festival," jelas Putri.

Selain sibuk menari, Putri juga mendirikan sebuah komunitas penulis puisi.

Baca juga: Perjalanan Karier Debora Widawati Menjadi Regional Product Manager di Perusahaan Fintech

Di komunitas tersebut, Putri kerap membuat puisi berjenis "Spoken Words".

"Tahun 2015, saya dan beberapa teman yang antusias dalam hal puisi, kemudian membuat sebuah komunitas puisi "Spoken Words". Jadi Spoken Words adalah jenis puisi yang dibuat atau ditulis untuk perform atau dibaca secara live. Bukan seperti novel atau karya tulis artikel," ujar perempuan paruh baya tersebut.

"Konsep Spoken Words lebih ritmis, berima, dan ditulis untuk didengar daripada seperti buku antalogi puisi," lanjutnya.

Kini komunitas puisi yang didirikan oleh Putri, sudah berdiri selama tujuh tahun meski sempat vakum selama dua tahun akibat pandemi Covid-19.

Halaman
12
Sumber: Parapuan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved