6 Cara Meninggalkan Ikatan Toxic Marriage yang Membuat Diri Terpuruk
Pernah berada di dalam pernikahan beracun, berikut 6 tips dari Poppy Dihardjo untuk melepaskan diri dari jerat Toxic Marriage.
Pasalnya anak-anak tidak menjalani kehidupan suami istri atau dua orang dewasa jalani.
Namun perlu melibatkan peran anak untuk membuat dinamika kehidupan yang baru usai bercerai.
"Jangan hanya bercerai, kita perlu melibatkan dinamika kehidupan baru yang tidak sulit buat mereka. Jangan sampai, sebelum cerai, kita sudah berbicara ke anak dan meminta izin mau cerai. Itu nggak adil buat mereka. Kamu adalah orang dewasa di sini dan kamu yang memutuskan. Kenapa jadi anak-anak yang disuruh untuk memutuskan? Nggak bisa dong," jelas Poppy.
"Kalau kita melibatkan anak-anak dalam pengambilan keputusan, anak-anak akan berpikir mereka yang membuat orang tua mereka bercerai. Sedangkan kalau anak-anak menyuruh bertahan dan melihat ibunya babak belur sama bapaknya, anak-anak akan menyalahkan dirinya," tambahnya.
5) Fokus ke suatu hal yang bisa kamu kontrol
Salah satu hal yang membuat diri sendiri bertahan di sebuah pernikahan beracun adalah terlalu memikirkan hal yang sebenarnya tidak bisa kamu kontrol.
Kamu tidak perlu memikirkan hal yang tidak bisa kamu kontrol seperti omongan orang, omongan keluarga besar, atau ketakutan jika pasangan tidak memberi perhatian kepada anak.
Memang perlu sekali untuk fokus terhadap sesuatu yang bisa kamu kontrol seperti memperhatikan kebahagiaan diri sendiri dan tidak berkurang kasih sayang kepada anak jika bercerai.
"Pertama, ketika akan bercerai, kita sering kali memikirkan nasib anak-anak bagaimana ya. Pikiran itu biasanya disebabkan karena nafkah. Nanti siapa yang akan menafkahi anak. Kedua, kita takut pasangan kita tidak bisa memberikan perhatian kepada anak," ujar Poppy.
"Biasanya kalau alasannya perhatian dan kasih sayang anak, aku selalu bertanya, apakah kamu memberi kasih sayang ke anak 50:50 dengan suami atau 100 persen? Kalau masing-masing 100 persen, apakah kasih sayangmu kepada anak berkurang ketika bercerai? Tentu tidak. Anak-anak tidak akan merasa kekurangan kalau kamunya tetap memberikan porsi kasih sayang yang sama. Jika kamu khawatir anak-anak tidak akan mendapat kasih sayang yang sama dari pasanganmu, that's not your problem. Itu tanggung jawab pasanganmu," tambahnya lagi.
Baca juga: Jadi Pola Pikir Anak Muda untuk Raih Kebebasan Finansial, Apa Itu FIRE?
6) Melihat potensi keluar dari toxic marriage
Orang yang terjebak di dalam pernikahan beracun kerap lupa untuk melihat potensi yang mereka miliki jika keluar dari relasi tersebut.
Kebanyakan yang mereka lihat adalah konsekuensinya.
Padahal ketika kamu memutuskan berpisah dari pasangan toxic, hidupmu akan terasa lebih bahagia.