Pengertian Ekonomi Sirkular yang Hadir Lewat Toko Kelontong Nol Sampah
Asing dengan istilah ekonomi sirkular? Melalui Toko Nol Sampah kamu bisa mengenal salah satu wujud sistem ekonomi sirkular di masyarakat. Seperti apa?
Parapuan.co - Kawan Puan mungkin masih belum familier dengan istilah ekonomi sirkular.
Secara teori, ekonomi sirkular adalah di mana pelaku ekonomi menjaga agar sumber daya dapat dipakai selama mungkin.
Konsep ekonomi sirkular juga merujuk pada menggali nilai maksimum penggunanaan sumber daya.
Dalam hal ini termasuk memulihkan dan meregenerasi produk dan bahan pada setiap akhir umur layanan.
Baca Juga: Mempertahankan Bisnis Fashion di Masa Pandemi? Simak Tips dari Fashionpreneur Alifya Yunita
Uraian di atas bisa jadi sulit kamu pahami. Untuk itu, agar lebih mudah sebaiknya kamu simak penjelasan terkait praktik ekonomi sirkular di masyarakat.
Seorang pelaku UMKM bernama Siska Nirmala atau yang akrab disapa Pieta telah kurang lebih setahun belakangan mempraktikkan ekonomi sirkular ini.
Pada September 2020 lalu, Pieta membuka toko kelontong yang diberi nama Nol Sampah.
Tak hanya namanya, toko ini juga menerapkan zero waste, salah satunya dengan tidak menggunakan kemasan atau kantong plastik di setiap penjualan.
Toko kelontong Nol Sampah menjual produk-produk rumah tangga, sebagian besar adalah bumbu dapur yang dapat dijual tanpa kemasan plastik.
"Tokoku jual kebutuhan sehair-hari tanpa kemasan. Jadi, konsumen yang beli bawa wadah sendiri," ungkap Pieta saat dihubungi PARAPUAN baru-baru ini.
Selain itu, penjualannya bukan eceran, melainkan kiloan sehingga para pembeli diperkenankan membawa wadah sendiri.
Kalaupun tidak, toko Nol Sampah yang dikelola Pieta memberikan toples cuma-cuma untuk dibawa konsumen.
Melalui toko kelontong Nol Sampah, perempuan kelahiran Bandung 1987 ini mengaku tidak fokus pada profit atau keuntungan semata.