Kamis, 2 Oktober 2025

Khawatir Nasib Perempuan di Afghanistan, Malala Yousafzai Desak Pemimpin Negara di Dunia

Aktivis Malala Yousafzai buka suara soal konflik Afghanistan dan mendesak pemimpin dunia untuk mengambil tindakan segera.

Ilustrasi Parapuan Foto 2021-08-19 14:00:41 

Ia memintanya untuk menerima pengungsi Afghanistan dan memastikan bahwa semua anak pengungsi memiliki akses ke pendidikan.

Malala juga menuntut agar anak dan perempuan Afganistan yang harus mengungsi memiliki akses ke keselamatan dan perlindungan.

Ia meminta jaminan dari pemimpin-pemimpin dunia bahwa masa depan perempuan dan anak yang harus mengungsi tidak akan hilang.

Malala Yousafzai dan Menteri Informasi dan Penyiaran Pakistan Fawad Chaudhry juga telah berbicara di telepon.

Menteri Fawad mengatakan bahwa Pakistan akan terus mendukung upaya untuk pendidikan perempuan di Afghanistan tetap berjalan.

Ia berjanji bahwa Pakistan akan menyediakan fasilitas pendidikan untuk anak-anak pengungsi Afghanistan.

Saat ini pun, ada sekitar 6.000 anak Afghanistan yang sedang menempuh pendidikan di Pakistan.

Selama panggilan telepon tersebut, Malala Yousafzai mendesak keprihatinan global mengenai hak-hak perempuan di Afghanistan.

Baca Juga: Melihat Kondisi Perang Afghanistan di Masa Lalu Lewat 4 Rekomendasi Buku Ini

"Pakistan harus memainkan peran aktif dalam mendukung pendidikan perempuan di Afghanistan," ucap Malala.

Aktivis yang kini berusia 23 tahun diketahui selamat dari tembakan di kepala oleh seorang pria bersenjata Taliban Pakistan pada tahun 2012.

Ketika Taliban berkuasa di Pakistan, perempuan dilarang bersekolah dan tidak diizinkan untuk bekerja di berbagai sektor.

Perempuan juga dilarang keluar rumah kecuali mengenakan burqa dan ditemani oleh kerabat laki-laki mereka.

Malala Yousafzai telah menjadi sasaran pasukan Taliban setelah kampanyenya yang menuntut kesetaraan perempuan dalam bidang pendidikan.

Baca Juga: The Kite Runner dan 3 Rekomendasi Film tentang Konflik di Afghanistan

Malala pertama dikenal saat berusia 11 tahun. Ia menulis blog dengan nama pena samaran kepada BBC terkait kehidupan di bawah kekuasaan Taliban di Pakistan.

Malala Yousafzai segera pindah ke Inggris setelah ditembak, ia menerima perawatan medis dan tahun lalu lulus dari Universitas Oxford dengan gelar sarjana Filsafat, Politik dan Ekonomi. (*)

Sumber: Parapuan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved