Standar Kecantikan Perempuan Hanya Mitos, Mengapa? Ini Penjelasannya
Untuk terlihat cantik, perempuan tidak perlu mendapat validasi dan mengikuti standar kecantikan di masyarakat karena hal tersebut hanya sebuah mitos!
Di wilayah tertentu seseorang yang bertubuh plus size dianggap sudah memenuhi standar kecantikan mereka, sedangkan hal ini bertentangan dengan standar kecantikan perempuan Asia.
Tak hanya itu, Ajeng juga menjelaskan bahwa warna kulit memengaruhi standar kecantikan seorang perempuan.
“Demikian juga dengan warna kulit. Ada yang mengganggap hitam legam sebagai eksotik. Sedangkan lainnya, memuja warna kulit putih,” tambahnya.
Pada akhirnya, standar kecantikan hanyalah mitos yang beredar di masyarakat ya, Kawan Puan.
Melihat dari kondisi semacam ini, Ajeng berpendapat bahwa standar kecantikan seorang perempuan tergantung pada masing-masing individu.
Sebab, setiap perempuan perempuan tidak memiliki tolak ukur dan standar tertentu mengingat semua perempuan berharga.
“Sebenarnya standar kecantikan itu merupakan kenyamanan pada masing masing pemiliknya,” kata Ajeng.
Baca Juga: Pentingnya Mendukung Sesama Perempuan dan Cara Mewujudkannya
Selama perempuan merasa nyaman dengan apa yang dimiliki oleh tubuh mereka, maka mereka sudah memiliki kecantikan dalam diri dan tidak perlu memenuhi standar kecantikan di masyarakat.
Tidak lupa, Ajeng juga menjelaskan jika standar kecantikan seorang perempuan hanya sebuah mitos oleh pihak yang ingin mendapatkan keuntungan.
“Kalau ada yg memformulasi kecantikan dengan standar tertentu itu adalah mitos yang diciptakan oleh pihak-pihak yang hendak memperoleh keuntungan secara ekonomi atau politis,” tutupnya.
Untuk terlihat cantik, kamu tidak perlu mengikuti standar kecantikan di masyarakat. Sebab, juga tidak memerlukan validasi dari orang untuk terlihat cantik.
Perlu diingat bahwa semua perempuan cantik dan berharga ya, Kawan Puan.
(*)
Baca Juga: Begini Cara Women Support Women yang Bisa Kita Tiru dari Film Moxie