Begini Cara Olimpiade Tokyo Selamatkan Bumi dari Limbah HP Bekas
Penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 mencetuskan inisiatif baiknya untuk melindungi kelestarian lingkungan dari limbah elektronik.
Parapuan.co - Perkembangan teknologi komunikasi begitu cepat, seolah tak pernah berhenti untuk istirahat sejenak.
Melansir dari laman resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), dari 250 juta orang penduduk Indonesia, lebih dari 100juta orang aktif menggunakan telepon pintar.
Artinya, lebih dari separuh masyarakat di Indonesia memiliki gawai telekomunikasi ini.
Meningkatnya kepemilikan HP ini tentu bukan hanya terjadi di Indonesia.
Industri elektronik global terus menerus meluncurkan HP model terbaru, dan konsumsinya terus meningkat.
Baca Juga: 5 Cara Mudah Mengelola Limbah fashion yang Sudah Tidak Terpakai
Lalu, kemana perginya gawai-gawai lama yang sudah tak terpakai?
Sebagian besar berakhir di tempat pembuangan sampah dan menumpuk.
Berdasarkan data The Global E-waste Monitor 2020, sampah elektronik di seluruh dunia mencapai 53.6 million metric tonnes (Mt) di tahun 2019.
Hanya 17,4 persennya saja yang didaur ulang.
Asia pun dinobatkan sebagai benua penghasil sampah elektronik terbesar di dunia.
Sampah elektronik mengandung zat-zat beracun, dan merupakan ancaman bagi lingkungan maupun kesehatan.
Padahal, jika dikumpulkan, sampah-sampah elektronik ini dapat menghasilkan perunggu, perak, dan emas yang nilainya mencapai US $57 miliar.
Fakta ini mendorong pihak penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 untuk mencetuskan inisiatif untuk membuat medali yang terbuat dari HP bekas.