Jumat, 3 Oktober 2025

Dari Hobi Jadi Investasi, Bamsoet Ungkap Potensi BMW Klasik di Pasar Global

Menurut Ketum IMI, Bambang Soesatyo, pasar BMW klasik kian diminati dengan harga lelang internasional yang mungkin saja tembus miliaran rupiah.

Editor: Content Writer
Istimewa
PELUANG BMW KLASIK - Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia, Bambang Soesatyo, saat menghadiri pelepasan rolling thunder BMWCCI Classic Register di Jakarta, Sabtu (9/8/2025). 

TRIBUNNEWS.COM — Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI), Bambang Soesatyo menuturkan, mengoleksi serta merestorasi mobil klasik, khususnya BMW, tidak hanya sekedar untuk nostalgia. 

Di tengah trend harga mobil klasik yang terus meningkat, menurutnya kegiatan ini berkembang menjadi peluang investasi yang menggabungkan sejarah, gaya hidup, dan potensi keuntungan finansial.

“Mobil klasik bukan hanya koleksi pribadi. Ia adalah kekuatan ekonomi kreatif yang bisa menggerakkan industri pendukung. Dari mulai bengkel restorasi, pengrajin interior, hingga penyelenggaraan pameran,” ujar Bamsoet saat melepas rolling thunder BMWCCI Classic Register di Jakarta, Sabtu (9/8/2025).

Hadir antara lain Ketum BMWCCI Classic Register, Komjen (Purn) Nanan Soekarna, beserta puluhan anggota BMWCCI Classic Register.

Bamsoet pun mengatakan bahwa pasar global menunjukkan tren yang positif terhadap BMW klasik.

Dalam penjelasannya, ia mengatakan sebuah BMW 2002 lansiran 1972 baru-baru ini terjual di lelang internasional seharga USD 85.002 atau sekitar Rp 1,38 miliar. Sementara itu, BMW E30 M3 yang menjadi ikon di era 1980-an, kerap terjual puluhan hingga ratusan ribu dolar AS, tergantung keaslian dan kondisi.

"Restorasi yang tepat, dengan komponen orisinal dan riwayat jelas, mampu meningkatkan nilai kendaraan secara signifikan dalam kurun 5–10 tahun," papar Bamsoet.

Baca juga: Bamsoet: Hobi Otomotif Harus Jadi Jembatan Persatuan dan Pemberdayaan Ekonomi

"Menghidupkan kembali BMW klasik seperti 2002, E21 atau E30 bukan pekerjaan semalam. Prosesnya bisa memakan waktu berbulan-bulan hingga lebih dari setahun. Tantangan terbesar biasanya terletak pada mencari suku cadang orisinal, pengerjaan detail body dan interior, hingga menjaga keaslian nomor mesin dan rangka," lanjutnya.

Bagi sebagian orang, urai Bamsoet, restorasi adalah bentuk kecintaan untuk menghidupkan kembali mobil lama yang dinilai memiliki kenangan tersendiri. Bagi sebagian lain, ini adalah strategi investasi dengan peluang keuntungan yang menggiurkan.

"Namun, risiko tetap ada. Restorasi berkualitas buruk, modifikasi berlebihan, atau pemilihan model yang kurang diminati bisa membuat nilai kendaraan justru menurun," ucapnya.

“Kunci restorasi adalah dokumentasi, transparansi, dan profesionalisme. Jangan tergiur potongan harga yang berujung pada hasil asal-asalan. Ingat, kita sedang mengelola warisan sejarah otomotif, bukan sekadar kendaraan biasa," pungkas Bamsoet. (*)

Baca juga: IMI Coffee Morning dan Donor Darah, Bamsoet Satukan Komunitas Otomotif Lintas Generasi

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved