Senin, 29 September 2025

GIIAS 2025

Daripada Perang Harga, Toyota Ajak Industri Otomotif Berkolaborasi Saja

Perang harga antar agen pemegang merek (APM) di pameran otomotif GIIAS 2025 menjadi sorotan masyarakat belakangan ini.

Penulis: Lita Febriani
Editor: Choirul Arifin
Tribunnews/Lita Febriani
PERANG HARGA - Marketing Planning General Manager PT Toyota Astra Motor Resha Kusuma Atmaja di acara Dialog Industri Otomotif Nasional di pameran otomotif GIIAS 2025 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis (31/7/2025).  

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Perang harga antar agen pemegang merek (APM) di pameran otomotif GIIAS 2025 menjadi sorotan masyarakat belakangan ini.

Sejumlah APM menurunkan harga jual mobilnya dengan nilai hingga ratusan juta rupiah yang antara lain terjadi di mobil listrik.

Kondisi ini jika terus dibiarkan akan berdampak buruk bagi pasar kendaraan roda empat Tanah Air, terlebih di saat situasi penurunan pasar.

PT Toyota Astra Motor mengajak industri otomotif nasional berkolaborasi ketimbang perang harga demi menciptakan persaingan yang sehat dan adil di industri otomotif Indonesia.

"Kalau kita ngomongin kolaborasi, pastinya ada banyak stakeholder. Pertama adalah industri itu sendiri atau distributor itu sendiri. Yang kedua adalah stakeholder pemerintah. Yang ketiga adalah stakeholder supplier," kata Marketing Planning General Manager PT Toyota Astra Motor Resha Kusuma Atmaja di acara Dialog Industri Otomotif Nasional bertajuk "Perang Harga vs Pembangunan Industri: Siapa Untung, Siapa Tertinggal?" di GIIAS 2025, Kamis (31/7/2025).

Ia menjelaskan, sinergi antara ketiga unsur ini sangat krusial agar industri otomotif nasional dapat berkembang secara berkelanjutan dan tidak terjebak dalam kompetisi yang tidak sehat.

"Kita juga saling bergantung, kita nggak bisa sendiri. Ada kebijakan pemerintah dan pasti ada customer yang kebutuhannya seperti apa. Jadi itu selalu saling bersinergi," tambahnya.

Toyota siap berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk dalam sektor riset dan pengembangan (R&D).

Menurut Resha, lebih dari 90 persen produk Toyota yang dijual di Indonesia saat ini merupakan hasil produksi lokal, yang turut melibatkan sumber daya manusia (SDM) dalam negeri untuk proses pengembangannya sejak tahap awal.

Baca juga: Pembiayaan Mobil Hybrid Astra Financial Tembus Rp2.5 Triliun, Ini Alasan Masyarakat Memilihnya

"Local production kalau di Toyota itu benar-benar local production, dalam arti pada saat kita membangun model, pada saat kita membangun produk, research and development-nya dilakukan oleh orang Indonesia," jelasnya.

Toyota menekankan bahwa penguatan R&D lokal tidak hanya mendorong inovasi yang relevan dengan kebutuhan pasar Indonesia, tetapi juga memperkuat kompetensi tenaga kerja nasional dalam industri otomotif.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan