GIIAS 2025
Penjualan Mobil di Indonesia dan Thailand Terpuruk, Pasar Mobil Asia Tenggara Melorot 5,4 Persen
Terjadi penurunan penjualan mobil ritel 9,7 persen pada Januari - Juni 2025 ke angka 390.467 unit, dibanding 2024.
Penulis:
Lita Febriani
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Pelemahan daya beli masyarakat membuat pasar kendaraan global menghadapi tantangan penurunan penjualan.
Di Indonesia, data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan penurunan penjualan ritel 9,7 persen pada Januari - Juni 2025 ke angka 390.467 unit, dibanding 2024.
Sementara itu, penyaluran dari pabrik ke dealer (wholesales) hanya 374.740 unit, merosot 8,6 perssn dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca juga: Gaikindo Optimis GIIAS 2025 Jadi Momentum Strategis Dongkrak Penjualan Mobil
Penurunan penjualan mobil di Indonesia yang terjadi sejak tahun 2024 hingga saat ini berimbas pada kinerja otomotif di kawasan Asia Tenggara.
Asia Tenggara adalah kawasan memiliki posisi strategis karena terletak di antara dua benua (Asia dan Australia) serta dua samudra (Hindia dan Pasifik).
Negara di Asia Tenggara meliputi Myanmar, Indonesia, Thailand, Filipina, Laos, Malaysia, Vietnam, Kamboja, Singapura, Brunei Darussalam.
Tahun 2024, Total Industry Volume (TIV) atau volume penjualan kendaraan (penumpang dan komersial) secara keseluruhan mengalami kontraksi sebesar 5,4 persen dibandingkan tahun 2023.
Berdasarkan data dari PwC ASEAN Automotive Market Snapshot 2024, yang bersumber dari Marklines, penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh perlambatan penjualan di dua pasar terbesar ASEAN, yaitu Indonesia dan Thailand.
"Di Indonesia, penjualan turun sebesar 12,8 persen, sementara di Thailand penjualan anjlok hingga 24,7 persen," ungkap Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam acara Opening Ceremony GIIAS 2025 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis (24/7/2025).
Untuk mengatasi penurunan penjualan kendaraan, Menperin menyebut contoh tepat penerapan kebijakan pemerintah dan strategi bisnis yang diterapkan oleh pelaku industri dapat dilihat dari kinerja industri otomotif Tiongkok saat ini.
Berdasarkan data dari China Association of Automobile Manufacturers (CAAM), kinerja otomotif Tiongkok pada periode Januari-Mei 2025 menunjukkan peningkatan produksi sebesar 10,9 persen (year on year) dan penjualan domestik yang naik sebesar 9,6 persen (yoy), yang didorong oleh dampak subsidi tukar tambah dan pricing position yang tepat.
Selain itu, kinerja ekspor Tiongkok juga mengalami peningkatan sebesar 7,9 persen (yoy), yang berkontribusi sekitar 20 persen terhadap total produksi.
"Peningkatan ekspor (Tiongkok) disebabkan oleh pemilihan tujuan ekspor yang strategis, seperti Meksiko, Australia, dan Timur Tengah, yang dapat menghindari tarif impor yang lebih tinggi ke tujuan Amerika Serikat," jelas Agus.
GIIAS 2025
Hyundai Raup 3.017 SPK di GIIAS 2025, Isuzu Naik 52 Persen |
---|
Spesifikasi All-New Subaru Forester 2.5i-S EyeSight yang Meluncur di GIIAS 2025, Berapa Harganya? |
---|
Penjualan Chery di GIIAS 2025 Capai 2.153 Unit, Lini Produk PHEV Dominasi Pesanan |
---|
VinFast Borong Dua Penghargaan di GIIAS 2025 |
---|
GIIAS 2025: Astra Financial-Yayasan Astra Kolaborasi Berdayakan UMKM Batik Cikuya di Tangerang |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.