Kendaraan Listrik
Penjualan Tesla Anjlok, Pesonanya Meredup Disalip Mobil Listrik asal China
Banyak pecinta otomotif yang mulai meninggalkan Tesla dan beralih ke produk kendaraan listrik besutan BYD dengan harga lebih terjangkau.
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM – Menurut data laporan Asosiasi Mobil Penumpang China, penjualan mobil listrik Tesla di Februari 2025 anjlok sebanyak 49 persen.
Kondisi tersebut melanjutkan kemerosotan selama 5 bulan berturut-turut.
Tesla hanya mampu menjual 30.688 unit kendaraan listrik. Angka ini menjadi capaian bulanan terendah sejak Juli 2022, ketika perusahaan milik Elon Musk tersebut mengirimkan 28.217 kendaraan listrik setelah Covid-19 semakin mereda.
Mengutip dari BBC International penurunan penjualan Tesla terlihat dari merosotnya angka penjualan mobil listrik Tesla di pasar China yang turun 49,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca juga: Harta Elon Musk Susut Rp 852 Triliun, Bisnis Tesla Melempem Disalip SAIC Motor
Di Australia, penjualan Tesla juga ikut menurun 71,9 persen dibandingkan Februari 2024. Sementara penjualan Tesla di Norwegia ambles 44,4 persen pada Januari dan Februari 2025.
Ada beberapa faktor yang mungkin menyebabkan penurunan performa Tesla ini. Salah satu alasan utamanya adalah meningkatnya publisitas negatif terkait kontroversi Elon Musk.
Termasuk pandangannya yang kontroversial dan dukungannya terhadap partai sayap kanan di Jerman serta aktivis yang dipenjara di Inggris. Alasan ini yang diyakini telah merusak citra Tesla di kawasan tersebut, hingga membuat penjualan turun tajam selama Januari 2025.
Selain itu munculnya persaingan ketat dari BYD, salah satu produsen mobil listrik terbesar di China yang dikenal karen menawarkan mobil listrik dengan harga yang lebih terjangkau turut membuat posisi Tesla mulai terdepak dari pasar otomotif.
Selain faktor harga, BYD juga unggul dalam inovasi teknologi. Perusahaan ini telah memperkenalkan fitur bantuan pengemudi canggih, seperti teknologi God's Eye yang memungkinkan kendali jelajah adaptif dan menjaga jalur, bahkan pada model dengan harga terjangkau.
Alhasil banyak pecinta otomotif yang mulai meninggalkan Tesla dan beralih ke produk kendaraan listrik besutan BYD dengan harga lebih terjangkau, tanpa mengorbankan kualitas.
Melalui strategi ini BYD Co., produsen mobil listrik berbasis di Shenzhen, sanggup menjual 318.000 kendaraan listrik dan hibrida pada bulan lalu, naik 161 persen secara tahunan melampaui Tesla yang hanya menjual 30.688 unit.
Saham Tesla Babak Belur
Imbas anjloknya penjualan Tesla pasca disalip oleh pesaingnya BYD, saham perusahaan otomotif milik Elon musk ini dilaporkan merosot tajam sebesar 15 persen, pada perdagangan Selasa (11/3/2025).
Tesla memimpin kemerosotan yang lebih luas dalam pasar saham AS. Indeks saham Nasdaq jatuh hampir 4 persen, penurunan tertajam sejak 2022.
Imbas kemerosotan tersebut, kekayaan bersih Musk susut sebanyak 52 miliar dolar sejak awal tahun 2025 ini, menurut data dari Bloomberg Billionaires Index.
Kini harga Elon Musk tersisa sebanyak 380 miliar dolar AS, selisih sedikit dengan harga orang terkaya kedua di dunia, yakni CEO Meta Mark Zuckerberg yang saat ini mencapai 144 miliar dolar AS.
Kendaraan Listrik
Ini Risiko Gunakan Mobil Listrik Saat Hujan Deras dan Banjir, Korsleting hingga Kena Sambaran Petir |
---|
Ahli Soal Wuling Airev Terbakar: Penggunaan Tidak Normal dapat Sebabkan Kebakaran |
---|
Mobil Listrik Airev Terbakar di Bandung Jabar, Wuling Ungkap Hal Ini |
---|
Klaim Mampu Tempuh Jarak Hingga 470 Km, VinFast VF 6 Bidik Konsumen Perkotaan |
---|
Siap Saingi Tesla, Produsen Baterai EV CATL Rambah Bisnis Robotaxi |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.