Senin, 6 Oktober 2025

Krisis Pasokan, Produsen-Produsen Mobil EV Berlomba Amankan Bahan Baku Baterai

Selama ini Rusia memasok hampir setengah dari kebutuhan paladium dunia, dan 10 persen kebutuhan nikel dunia

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Untuk mengamankan pasokan bahan baku baterai kendaraan listrik, Toyota membuat kesepakatan dengan BHP Group Ltd, untuk memasok nikel sulfat dari Australia Barat. 

Pada 2 Juli 2021, GM melakukan investasi jutaan dolar untuk membantu mengembangkan proyek panas bumi Hell's Kitchen Controlled Thermal Resources (CTR) Ltd. Proyek ini dilakukan di dekat Laut Salton California.

Baca juga: Honda Gelontorkan 64 Miliar Dolar AS untuk Pengembangan Kendaraan Listrik

Proyek yang akan dilakukan pada pertengahan tahun 2024 ini, diperkirakan dapat memproduksi 60.000 ton lithium, yang cukup untuk membuat sekitar 6 juta EV.

Pada Selasa (12/4/2022) kemarin, GM melakukan kesepakatan dengan penambang Glencore PLC, untuk memasok kobalt yang diamankan dari The Murrin Murrin Operations, untuk digunakan dalam katoda baterai Ultium GM, yang menggerakkan kendaraan Chevrolet Silverado EV, GMC Hummer EV dan Cadillac Lyriq.

Ford

Ford bermitra dengan startup Redwood Materials pada 22 September 2021 lalu, untuk membentuk "loop tertutup" atau rantai pasokan melingkar, untuk baterai EV mereka yang diperoleh dari bahan mentah hingga daur ulang.

Pada Senin (11/4/2022) kemarin, Ford akan membeli lithium dari fasilitas Lake Resources NL yang berada di Argentina.

Produsen mobil tersebut akan membeli sekitar 25.000 ton logam putih setiap tahunnya, dari proyek Danau Kachi di Argentina utara.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved