Senin, 29 September 2025

Ada Union Chain di Industri Kripto, Apa Dampaknya?

Union Chain memberikan akses kepada lebih dari 20 juta pengguna yang telah melewati verifikasi KYC, dengan potensi pasar 600 juta pengguna.

dok.
PERDAGANGAN KRIPTO-Union Chain bertujuan mengatasi fragmentasi, regulasi, dan interoperabilitas antara keuangan tradisional dan kripto. William Sutanto, Direktur Indodax, menyebut, Union Chain adalah langkah besar bagi ekonomi digital Indonesia dan Asia Tenggara, Jumat (14/2/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Union Fintech mengembangkan Union Chain, yang merupakan platform blockchain berbasis teknologi ZKsync.

Union Chain dirancang untuk menjembatani sektor kripto dan keuangan tradisional (TradFi) dengan menghubungkan bursa kripto terpusat (CEX) serta pelaku tokenisasi aset berlisensi menggunakan teknologi blockchain.

Inisiatif ini membuka peluang pasar baru bagi aset digital dan produk keuangan yang telah ditokenisasi, menjangkau pengguna kripto serta calon investor. 

Menyikapi hal itu, William Sutanto, Direktur Indodax, menyebut, Union Chain adalah langkah besar bagi ekonomi digital Indonesia dan Asia Tenggara. 

Baca juga: Elon Musk Dinilai Jadi Penyebab Aset Kripto Fluktuatif

"Dengan memanfaatkan blockchain, DeFi, dan tokenisasi, kami dapat mengatasi tantangan keuangan di pasar berkembang dan mendukung pertumbuhan bisnis UKM melalui solusi pendanaan berbasis RWA yang aman dan transparan," tutur William dikutip dari Kontan, Jumat (14/2/2025).

Adapun Union Chain dipimpin oleh Wei Zhou sebagai Chairman (CEO Coins.ph dan mantan CFO Binance) serta Junde Yu sebagai CEO (mantan VP di Cobo dan MD/GM di Data.ai).

Union Chain bertujuan mengatasi fragmentasi, regulasi, dan interoperabilitas antara keuangan tradisional dan kripto

Dengan memanfaatkan lisensi regional, layanan konversi fiat-kripto (on/off-ramp), stablecoin lokal, serta jaringan bursa mitra, Union Chain menyediakan solusi komprehensif terkait lisensi, integrasi fiat, dan distribusi aset.

Pada tahap uji coba (testnet), Union Chain berfokus pada: Pertama,Tokenisasi Aset Dunia Nyata (RWA): Dengan dukungan lisensi dari InvestaX (CMS, RMO) dan bursa kripto teregulasi, Union Chain menawarkan solusi menyeluruh dari strukturisasi hingga integrasi fiat.

Kedua, Adopsi Perusahaan Regional: Dengan lisensi, keahlian, akses pengguna, dan dukungan tim regional, Union Chain menghadirkan solusi blockchain yang sesuai regulasi untuk mempercepat adopsi di Asia Tenggara.

Ketiga, Akses Pasar yang Luas: Union Chain memberikan akses kepada lebih dari 20 juta pengguna yang telah melewati verifikasi KYC, dengan potensi pasar 600 juta pengguna. Selain bursa pendiri, Union Chain juga menawarkan hibah bagi bursa dan pengembang untuk memperluas ekosistem.

Union Chain mengintegrasikan teknologi blockchain teregulasi dengan skalabilitas dan keamanan ZKsync, mentransformasi ruang web3 dan keuangan tradisional dengan kepatuhan dan efisiensi tinggi. Infrastruktur ZK Stack memungkinkan lembaga keuangan menerbitkan dan mengelola RWA sesuai regulasi.

Dengan menghubungkan bursa dan penerbit teregulasi, Union Chain meningkatkan likuiditas antara kripto dan TradFi melalui distribusi yang lebih efisien, pengemasan aset, serta peningkatan kemampuan fiat. 

Hal ini memberikan biaya transaksi lebih rendah, sumber likuiditas lebih luas, serta potensi hasil lebih tinggi bagi lembaga keuangan.

Wei Zhou, Chairman Union Chain dan CEO Coins.ph, menyatakan pihaknya sangat antusias bekerja sama dengan teknologi ZKsync dan bursa kripto teregulasi untuk membawa likuiditas dan inovasi kripto ke dunia, "dengan menetapkan standar baru dalam kepatuhan dan keamanan pengguna," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (13/2/2025).

Halaman
12
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan