Selasa, 7 Oktober 2025

Ramai Startup di Indonesia PHK Karyawan di 2022, Siapa Saja?

Selain melakukan PHK, sejumlah startup tercatat menutup layanan hingga bangkrut sepanjang tahun ini

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
ist
Ilustrasi Startup. Tingginya tingkat inflasi saat ini telah mendorong naiknya suku bunga acuan khususnya di negara-negara maju, sehingga menyeret beberapa perusahaan rintisan atau startup melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). 

Startup penyedia solusi layanan perangkat lunak business-to-consumer (B2C) Lummo yang sebelumnya dikenal sebagai BukuKas melakukan PHK terhadap sejumlah karyawan di Jakarta dan Bengaluru, India.

Lummo dikabarkan telah melakukan PHK terhadap sekitar 100-120 karyawan yang sebagian besar berada di tim teknis, desain, dan produk.

7. TaniHub

PHK terhadap karyawan startup pertanian TaniHub merupakan dampak dari ditutupnya operasional gudang di Bandung dan Bali. Namun, perusahaan tidak menyebutkan jumlah karyawan yang terdampak.

Senior Corporate Communication Manager TaniHub Group, Bhisma Adinaya, mengatakan, ditutupnya dua gudang itu agar pihaknya bisa mempertajam fokus dan meningkatkan pertumbuhan melalui kegiatan B2B yaitu horeka, ritel modern, grosir UMKN, dan mitra strategis.

"Nantinya, serapan hasil panen petani pun juga akan semakin besar dan tentunya akan turut memperkuat sisi hulu kami," ujar Bhisma.

8. Pahamify

Startup di bidang pendidikan, Pahamify, mengambil keputusan untuk melakukan PHK massal untuk beradaptasi di kondisi ekonomi makro terkini.

Namun, PHK massal yang ditempuh itu tampaknya tidak menjamin keberlangsungan bisnis Pahamify untuk jangka panjang. Pada akhir Juni 2022, Pahamify akhirnya membubarkan diri.

Baca juga: Presiden Jokowi Sebut 80-90 Persen Startup Gagal Saat Merintis

9. LinkAja

Startup keuangan digital LinkAja melakukan PHK terhadap sejumlah karyawan untuk reorganisasi sumber daya manusia (SDM).

Head of Corporate Secretary Group LinkAja Reka Sadewo mengungkapkan penyesuaian jumlah karyawan dilakukan untuk memastikan perusahaan bertumbuh secara optimal dengan SDM yang efisien dan fokus pada bisnis perusahaan saat ini.

"Penyesuaian organisasi SDM ini dilakukan atas dasar relevansi fungsi SDM tersebut pada kebutuhan dan fokus bisnis perusahaan ini," ujar Reka Sadewo.

10. SiCepat

Layanan pengiriman barang SiCepat dikabarkan melakukan PHK terhadap sekitar 360 karyawannya.

Namun berbeda dengan startup lain yang kebanyakannya melakukan PHK untuk menyesuaikan bisnis dengan kondisi ekonomi yang sedang berlangsung, pihak SiCepat mengungkapkan bahwa langkah ini ditempuh sebagai evaluasi kompetensi karyawan.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved