Ada Cerita Anak Minta Uang Orang Tua untuk Main Kripto Biar Tidak Dibully Pacar
Para anak muda tersebut mendapatkan tekanan berat dari lingkungan, khususnya dari teman dan pacar jika tidak memiliki kripto.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Profesor Rhenald Kasali mengatakan, cryptocurrency atau mata uang kripto tumbuh pesat di seluruh dunia.
Namun, pertumbuhan itu diiringi dengan terus adanya berbagai cerita kerugian yang dialami oleh pemain kripto, hingga memaksa ikut main.
"Saya dapat kabar dari penonton YouTube channel, khususnya disampaikan oleh para Ibu, yaitu anak-anaknya yang tidak ikut main kripto, mereka stres. Minta uang agar diizinkan ikut main kripto," ujar dia mengutup laman YouTube-nya, Minggu (20/3/2022).
Baca juga: Waspada, Tipu Daya Crazy Rich di Bisnis Kripto Memanfaatkan Kepolosan Investor Newbies
Para anak muda tersebut mendapatkan tekanan berat dari lingkungan, khususnya dari teman dan pacar jika tidak memiliki kripto.
"Karena ada dari mereka datang ke rumah pacar, pacarnya bilang main kripto, lama-lama di-bully, dianggap terbelakang, dan akhirnya ikut main kripto. Anak-anak muda ini mendapat semacam tekanan dari temannya," kata Rhenald.
Baca juga: Waspadai Penipuan, Uni Eropa Peringatkan Investor Untuk Jauhi Investasi Kripto
Padahal, dia menambahkan, nama-nama koin yang disebutkan lingkungannya tersebut tidak dikenal atau diduga subjek manipulasi praktik pump and dump yakni harganya dipompa ke atas untuk kemudian dijatuhkan.
"Ada yang katakan ke saya investasi Rp 50 juta, bertambah jadi Rp 120 juta, ini untung Rp 70 juta sudah senang. Lalu, tambah lagi rumah dijual, hingga masuk sampai Rp 1 miliar, dan akhirnya harga dijatuhkan," pungkasnya.