Konflik Rusia Vs Ukraina
Cryptocurrency Ikut Bergejolak Selama Rusia Menginvasi Ukraina
Bitcoin sempat mengalami penurunan setelah Rusia mengumumkan serangan kepada Ukraina. Penurunan ini karena investor ingin menghindari aset berisiko
Menurut peneliti perusahaan penyedia akses data ke pasar cryptocurrency global CryptoCompare, menunjukan volume perdagangan antara rubel dan cryptocurrency utama mencapai 15,3 miliar rubel pada Senin (3/3/2022). Menunjukan lompatan sebanyak tiga kali lipat dari minggu sebelumnya.
Sedangkan berdenominasi rubel dengan Tether, yang disebut sebagai stablecoin yang dirancang untung menjaga nilai tetap, mencapai 3,3 miliar rubel pada hari yang sama. Angka ini hampir lima kali lipat lebih banyak dari seminggu sebelumnya.
Angka-angka tersebut menunjukkan, orang-orang telah berebut untuk menabung ke kripto Rusia.
Kepala Market Insight asal New York, Noella Acheson berujar perang berkontribusi pada narasi yang mengatakan bitcoin bukan hanya aset spekulatif, tetapi juga penyimpan nilai jangka panjang yang tahan terhadap penyitaan dan tidak bergantung pada kebijakan.