Senin, 6 Oktober 2025

Manuver Politik Jokowi

Motif Politik Arahan Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Pengamat: Malah Tekanan untuk Prabowo

Pengamat politik Universitas Nasional Selamat Ginting menyebut Jokowi juga ingin menunjukkan bahwa dirinya masih memiliki pengaruh yang kuat.

TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
DUKUNGAN JOKOWI - Dalam foto: Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) saat ditemui wartawan di kediamannya di Solo, Jawa Tengah, Jumat (26/9/2025). Pengamat politik dari Universitas Nasional (UNAS), Selamat Ginting, mengungkap makna di balik arahan Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) kepada relawannya untuk mendukung pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto - Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka dua periode. 

Bahkan, Jokowi terang-terangan mengaku sudah lama memberikan arahan kepada relawannya untuk melakukan hal yang sama.

“Sejak awal saya sampaikan seluruh relawan untuk itu,” ungkap Jokowi saat ditemui di kediamannya di Sumber, Solo, Jumat (19/9/2025), dilansir TribunSolo.

"Ya memang sejak awal saya perintahkan seperti itu, untuk mendukung pemerintahan Presiden Prabowo-Gibran dua periode," tambahnya.

Dengan statement ini, Jokowi beserta kaum relawannya akan kembali mendukung duet Prabowo–Gibran di pemilihan presiden atau Pilpres yang akan datang, yakni Pilpres 2029.

Pernyataan Jokowi ini terlontar ketika pemerintahan Prabowo–Gibran belum genap berusia satu tahun, dan Pilpres 2029 masih empat tahun lagi.

Memotong Jalur Koalisi

Selamat Ginting juga menilai, dengan mengarahkan relawan untuk mendukung Prabowo-Gibran dua periode, Jokowi justru dapat memotong jalur partai koalisi yang akan datang.

Sebab, banyak kemungkinan dalam dunia politik. Bisa jadi yang ada di luar koalisi nanti digandeng atau sebaliknya.

"Sementara, kalau dilihat pada periode kedua Jokowi waktu itu toh juga harus menunggu koalisi-koalisinya seperti apa. Nah, dengan cara ini artinya Jokowi berpotensi memotong jalur partai-partai koalisi, karena belum tentu ya 80 persen dukungan di parlemen, itu juga harusnya diperhatikan" kata Selamat.

"Karena belum tentu juga misalnya PDIP di luar koalisi, belum tentu juga nantinya tidak diajak, bisa juga diajak," tambahnya.

"Nah, cara berpikirnya kira-kira begini; siapa yang akan menjadi wakilnya Presiden Prabowo ke depan? Itu sama saja mendapatkan karpet merah untuk bisa menjadi presiden berikutnya. siapa pun itu," papar Selamat.

"Karena itu, Presiden Prabowo tentu akan menghitung dengan cermat. Artinya begini, ini betul-betul seperti bola liar," sambungnya.

"Misalnya, kalau SBY menggandeng Demokrat, itu sama saja menguntungkan Demokrat untuk Pilpres berikutnya. Kalau dia menggandeng PDIP, begitu juga termasuk Golkar, PAN dan lain-lain," tuturnya.

Selamat menyebut Jokowi sudah bersikap tidak etis karena memotong jalur dan mengabaikan koalisi yang sudah ada.

Lagipula, menurut Selamat, Prabowo tetap akan memperhitungkan kinerja Gibran selama menjadi wakil presiden sebelum memutuskan apakah akan menggandengnya lagi atau tidak.

"Karena itu menurut saya agak kurang etis ketika ini dia [Jokowi] memotong jalur, mengabaikan koalisi partai politik yang sudah ada," ujar Selamat.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved