Manuver Politik Jokowi
Manut Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Relawan Jokowi Disindir: Jangan-Jangan Pengin Jadi Komisaris?
Relawan Jokowi disindir oleh Yunarto Wijaya lantaran manut alias patuh ke arahan dukung Prabowo-Gibran 2 periode.
Penulis:
Rizkianingtyas Tiarasari
Editor:
Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif lembaga konsultan Charta Politika, Yunarto Wijaya, menyentil relawan Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) soal dukungan terhadap pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto-Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka dua periode.
Yunarto juga merasa curiga jangan-jangan para loyalis Jokowi tersebut mengincar kursi jabatan.
Hal ini disampaikan Toto—panggilan akrab Yunarto Wijaya—saat menjadi tamu dan beradu argumen dengan relawan Jokowi, Bara JP, dalam program The Prime Show yang diunggah di kanal YouTube Official iNews, Rabu (24/9/2025).
Arah politik Jokowi setelah lengser dari jabatan sebagai Presiden RI periode 2014-2019 dan 2019-2024 kini mulai terbaca jelas.
Jokowi memberikan dukungan kepada pemerintahan Prabowo–Gibran, tak hanya untuk satu periode, tetapi dua periode sekaligus.
Bahkan, Jokowi terang-terangan mengaku sudah lama memberikan arahan kepada relawannya untuk melakukan hal yang sama.
Dengan statement ini, Jokowi beserta kaum relawannya akan kembali mendukung duet Prabowo–Gibran di pemilihan presiden atau Pilpres yang akan datang, yakni Pilpres 2029.
“Sejak awal saya sampaikan seluruh relawan untuk itu,” ungkap Jokowi saat ditemui di kediamannya di Sumber, Solo, Jumat (19/9/2025), dilansir TribunSolo.
"Ya memang sejak awal saya perintahkan seperti itu, untuk mendukung pemerintahan Presiden Prabowo-Gibran dua periode," tambahnya.
Pernyataan Jokowi ini terlontar ketika pemerintahan Prabowo–Gibran belum genap berusia satu tahun, dan Pilpres 2029 masih empat tahun lagi.
Relawan Manut Arahan Jokowi untuk Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Yunarto Wijaya Beri Tanggapan dan Sindiran
Baca juga: Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Adi Prayitno: Ingin Beri Pesan Pasca-Reshuffle Kabinet
Awalnya Yunarto meminta agar para relawan menempatkan Jokowi dalam posisi yang terhormat setelah Mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta itu tak lagi menjabat sebagai presiden.
Menurut Toto, seharusnya relawan mendorong Jokowi untuk berbicara tentang kebangsaan atau integritas selayaknya seorang negarawan.
"Jadi dalam konteks Pak Jokowi ini, karena kita ingin memberikan penempatan penghormatan tertinggi kepada Pak Jokowi. Seorang mantan presiden ketika sudah pensiun, doronglah dia untuk berbicara masalah kebangsaan," ujar Yunarto.
"Biarkan dia sharing mengenai apa yang pernah dijalankan dalam kepemimpinannya," tambahnya.
"Bukan kemudian menjorokkan Pak Jokowi dalam konstelasi politik praktis, seperti yang sering kali dilakukan oleh teman-teman relawan," tegasnya.
Toto menilai publik justru kasihan terhadap Jokowi jika para relawan terus mendorongnya ke arah politik praktis,
"Nggak salah kalau kemudian ada orang malah kemudian menyayangkan teman-teman relawan ini, kasihan loh Pak Jokowi," katanya.
Selanjutnya, Yunarto juga melontarkan kecurigaan, apakah para relawan Jokowi mengincar jabatan tertentu dengan cara mendompleng nama eks anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.
Ia pun mewanti-wanti relawan Jokowi nanti soal dinamika politik, jika Jokowi tak lagi punya kuasa, tidak akan ada yang menolong.
"Jangan-jangan karena Anda ingin jadi komisaris BUMN, BUMD, lalu kemudian Anda tetap pakai nama Jokowi harus tetap ada, sehingga bargaining position-nya [posisi tawar, red] ada," ujar Yunarto.
"Ketika Pak Jokowi ditinggalkan, sakit, siapa yang bisa kemudian bertanggung jawab dan menolong? Enggak ada juga," tegasnya.
Yunarto Wijaya lantas meminta agar para relawan mengarahkan Jokowi agar tidak lagi mendorong Gibran lebih jauh.
Hal ini demi menjaga legacy atau peninggalan dan kontribusi Jokowi yang bisa diingat publik sebagai mantan kepala negara Republik Indonesia.
"Saya pernah membantu Pak Jokowi, saya pikir alangkah baiknya orang-orang yang masih ada di sekitar Pak Jokowi, tempatkanlah dia sebagai seorang yang sudah menjadi negarawan," tutur Yunarto.
"Jangan tempatkan dia untuk mengurus anaknya lagi untuk kemudian masuk politik praktis," tambahnya.
"Karena orang tidak hanya diingat ketika sedang memimpin, tapi ketika sudah purna tugas, kontribusi apa yang masih bisa diberikan, bukan dalam konteks keluarganya, bukan dalam konteks politik praktis, bukan kepada relawan, tapi kepada bangsanya," katanya.

Lebih lanjut, Yunarto menegaskan seorang negarawan sejati tidak akan ikut campur alias cawe-cawe dalam dinamika politik.
Sehingga, menurutnya, Jokowi saat ini tidak mencerminkan seorang negarawan.
"Ya, tidak mungkin ada istilah negarawan cawe-cawe. Itu aja ada dua istilah yang enggak akan ketemu," tegas Yunarto.
Yunarto lantas mengungkapkan harapannya kepada Jokowi, yakni dengan membagikan pengalaman sebagai pemimpin negara, terutama soal deregulasi dan debrokratisasi, bukannya malah cawe-cawe di urusan politik anaknya.
"Saya ingin Pak Jokowi istirahat [pensiun], sharing pengalamannya. Pak Jokowi banyak kok jasanya," ujar Yunarto.
"Kalau kita bicara deregulasi dan debrokratisasi, dia orang yang memiliki terobosan terkait dengan hal tersebut, karena latar belakangnya sebagai seorang pengusaha, orang biasa," tambahnya.
"Tapi kita tahu juga, bahwa di akhir masa pemerintahannya yang dipuji tadi terkait dengan berasal dari rakyat biasa, kan [sekarang] 180 derajat berbeda," sambungnya.
"Orang yang berasal dari rakyat biasa melakukan tanda kutip atau terlibat dalam dinasti politik yang lebih ekstrem dibanding darah-darah biru seperti SBY, Megawati," imbuh Yunarto.
"Ya, saya berharap ketika sudah selesai, purna tugas, dengan segala kontroversi majunya Mas Gibran, jangan kemudian faktor cawe-cawe yang makin membebani nama besar Jokowi muncul kembali, apalagi itu didorong oleh para relawan," tandasnya.
Bara JP Salah Satu Organisasi Relawan yang Sudah Dapat Arahan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode
Sebelumnya, Ketua Umum Relawan Bara JP Willem Frans Ansanay telah mengungkap bahwa dirinya mendapat amanat untuk mendukung Prabowo - Gibran dua periode langsung dari Jokowi.
Adapun Bara JP adalah singkatan dari Barisan Relawan Jokowi Presiden, sebuah organisasi relawan yang menjadi pelopor atau inisiator pendukung Jokowi untuk maju ke Pemilihan Presiden atau Pilpres 2014.
“Pernyataan Pak Jokowi itu jelas, 'kita arahkan seluruh relawan mendukung Prabowo-Gibran sampai 2029–2034,'” kata Frans saat pelantikan pengurus DPP Bara JP 2025–2030 di Museum Joang ’45, Menteng, Jakarta, Sabtu (13/9/2025).
“Semangat mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran bukan hanya kemauan Bara JP, tetapi merupakan amanat dari pembina utama Bara JP yaitu Bapak Joko Widodo," tuturnya.
"Bahwa Bara JP harus menjadi organisasi relawan yang mengawal pemerintahan Prabowo-Gibran dua periode,” lanjutnya.
Frans pun mengungkapkan alasan Jokowi memberikan amanat untuk mengawal pemerintahan Prabowo-Gibran dua periode, yakni untuk memaksimalkan capaian atau target pemerintahan mereka, sebab satu periode tidak cukup.
“Jadi kita bulatkan saja dua periode, supaya transformasi bangsa yang digagas Presiden Prabowo bisa terwujud,” ujarnya.
Frans melanjutkan, Bara JP siap membantu menyuarakan program pemerintahan Prabowo-Gibran serta mengonsolidasikan kekuatan rakyat.
“Untuk percaya kepada pemerintah ini, yaitu Prabowo sebagai presiden dan Mas Gibran sebagai wakil presiden,” tambahnya.
(Tribunnews.com/Rizki A.) (TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.