Pidato Prabowo di PBB Dinilai Bisa Dongkrak Ekonomi dan Tarik Investor
Tak hanya memperkuat citra negara di kancah global, momen tersebut juga dipandang sebagai peluang strategis untuk menarik investasi
Editor:
Dodi Esvandi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pidato Presiden Prabowo Subianto di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 23 September 2025 di New York dinilai membawa angin segar bagi diplomasi Indonesia.
Tak hanya memperkuat citra negara di kancah global, momen tersebut juga dipandang sebagai peluang strategis untuk menarik investasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.
Wakil Ketua Umum Bidang Analisis Kebijakan Makro Ekonomi Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Aviliani, menyebut Indonesia kini berada dalam posisi yang semakin diperhitungkan sebagai negara berkembang dengan potensi ekonomi tinggi.
“Pak Prabowo sekarang di mata dunia sangat diperhitungkan. Ini momentum baik. Kalau sudah dipercaya, permintaan apa pun bisa lebih mudah diterima,” ujar Aviliani dalam diskusi Katadata Policy Dialogue bertajuk Presiden Prabowo di Panggung PBB: Apa Pentingnya? di Jakarta Selatan, Rabu (24/9/2025).
Namun, ia mengingatkan bahwa pencapaian di level internasional harus diimbangi dengan kesiapan dalam negeri, terutama dari sisi birokrasi dan perizinan usaha.
Menurutnya, prosedur yang lambat dan rumit masih menjadi hambatan utama bagi investor yang ingin masuk ke Indonesia.
“Jangan sampai sudah dipercaya, tapi ketika investor datang, mereka mundur karena banyak masalah. Birokrasi ini jadi masalah dari tahun ke tahun,” tegasnya.
Baca juga: DPR Harap Pidato Prabowo di Sidang PBB Bisa Ditindaklanjuti Lewat Aksi Nyata Para Diplomat RI
Aviliani juga menyoroti pentingnya demografi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Ia menjelaskan bahwa negara dengan populasi usia produktif yang besar cenderung memiliki konsumsi dan investasi yang kuat.
“Negara berkembang bisa tumbuh 4–5 persen, sementara negara maju biasanya hanya 2–3% karena populasi menua dan konsumsi melemah. Tidak ada investor yang mau masuk kalau konsumsi turun,” jelasnya.
Sementara itu, Hamdan Hamedan, Tenaga Ahli Utama Badan Komunikasi Pemerintah, menggambarkan Sidang Umum PBB sebagai “Piala Dunia Diplomasi”, di mana para pemimpin dunia hadir bukan untuk bersaing, tetapi untuk menawarkan solusi global.
“Prabowo menekankan pentingnya multilateralisme, ketahanan pangan, dan aksi nyata terhadap perubahan iklim. Pidatonya mendapat respons positif dari peserta sidang,” ujar Hamdan.
Pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah, turut mengapresiasi komitmen Prabowo dalam mendukung perdamaian dunia, termasuk kesiapan mengirim personel perdamaian.
Namun, ia menilai perlu ada langkah lanjutan yang lebih konkret.
“Komitmen Pak Prabowo sudah oke. Yang belum disampaikan adalah agenda reformasi PBB,” kata Rezasyah.
Ia menambahkan, posisi strategis Indonesia semakin kuat berkat peran aktif dalam diplomasi multilateral dan kontribusi nyata dalam misi perdamaian internasional.
Usai Hadiri Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Lanjutkan Lawatan ke Kanada |
![]() |
---|
Bertemu Prabowo di AS, Presiden FIFA Sampaikan Apresiasi Dukungan Indonesia terhadap Sepak Bola |
![]() |
---|
KADIN Jawa Timur Usul Pemerintah Tunda Kenaikan Cukai Selama 3 Tahun |
![]() |
---|
Titiek Soeharto soal Jokowi Minta Relawan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode: Bapak Belum Memikirkan |
![]() |
---|
Perjamuan Sulaiman Dalam Piring Makan Bergizi Gratis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.