Muktamar PPP
Asal Bukan Mardiono dan Harapan Ulama: Kontestasi Ketua Umum PPP di Muktamar ke-X
Romahurmuziy merespons munculnya narasi Asal Bukan Mardiono (ABM) jelang Muktamar PPP pada 27-29 September, mendatang.
Penulis:
Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor:
Theresia Felisiani
PPP ini partainya para ulama, partainya yang didirikan para Kiai, kalau kemudian para ulama, para kiai sudah mengatakan Kalau terpilih lagi, kami akan berhenti. Itu kan sangat memprihatinkan. Karena kemudian saya berharap seruan ini betul-betul ditimbang, betul-betul didengar dan dilaksanakan.
Tanya: Menghadapi pemilu 2029 meski masih lama tapi pasti banyak sekali tantangan. Apa sih yang harus dibenahi oleh PPP?
Jawab: Pertama yang harus dibenahi adalah kita perlu melakukan outsourcing tokoh-tokoh. Karena itu adalah darah segar yang kita perlukan. Di ruang redaksi kita kan ada diskusi, PPP sekarang kekurangan tokoh. Saya bilang bukan kekurangan, tidak ada. Maka orang-orang seperti pak Sandi Mungkin nama-nama lain yang selama ini cukup menghiasi layar kaca kita, media kita, itu bisa kita tarik.
Kenapa menjadi penting layar kaca media, karena partai politik itu persepsi dan persepsi dibentuk oleh media. Tokoh-tokoh dari kerangan grassroot votegater, para ulama para kiai yang memiliki jamaah begitu banyak Itu harus kita rangkul lagi, Itu persiapan pertama.
Yang kedua, melakukan rebranding partai. Artinya ketika kita berbicara PPP sebagai satu-satunya partai berbasis Islam apa nilai-nilai Islam universal yang mau kita perjuangkan misalnya. Kita tidak banyak bicara tentang ekonomi syariah, bahkan tentang aksi zionisme di Israel, misalnya kemudian kita berbicara tentang isu LGBT.
Selama ini kita tetap berada di garda terdepan, problemnya adalah Isu-isu tentang keagamaan. Menurut berbagai survei, temuannya bukan isu elektoral.Kalau kita berbicara tentang peran PPP dalam menggolkan undang-undang zakat, undang-undang pendidikan pesantren, undang-undang wakaf, begitu Itu tidak memiliki nilai elektoral.
Baca juga: Jelang Muktamar, Ketua DPW PPP Banten Sebut Sosok Ini Cocok Jadi Ketua Umum PPP
Kemudian yang ketiga penataan struktur organisasi. Partai ini sebagai partai paling tua sebenarnya secara organik tetap hidup meskipun diluar pemilu. Karena kita ada forum-forum pengajian rutin yang dilaksanakan meskipun secara sporadis. Nah ini harus kita hidupkan lagi.
Kemudian kita baru berbicara Kultur. Mungkin selama ini meski PPP ini partai yang berbasis ulama, berbasis pesantren, banyak Kegiatan-kegiatan haul, Kegiatan-kegiatan lailatul istima peringatan maulid dan seterusnya. Yang justru, tokoh-tokoh PPP absen untuk hadir disitu. Sehingga kemudian menjadi tidak akrab tidak kenal, tidak dekat. Karena politik di atas semua Perbedaan, itu adalah soal kedekatan, soal pertemanan begitu. (Tribun Network / Yuda).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.