Cerita Pilot Pesawat Jupiter Aerobatic Team Berputar-putar di Udara: Tegang, Butuh Adrenalin Tinggi
JAT merupakan salah satu tim aerobatik milik TNI Angkatan Udara di bawah Skadron Pendidikan 102, Wing Pendidikan Terbang Lanud Adisucipto.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapten Penerbang Iskandar Firyanata, yang bertugas di Wingdik 100/Terbang Lanud Adisutjipto Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan satu dari beberapa pilot yang tergabung dalam Jupiter Aerobatic Team (JAT).
JAT merupakan salah satu tim aerobatik milik TNI Angkatan Udara di bawah Skadron Pendidikan 102, Wing Pendidikan Terbang Lanud Adisucipto.
Iskandar mengungkapkan meski sudah terlatih mengemudikan pesawat dengan manuver tinggi namun dia mengaku masih kerap merasakan panik dan tegang saat hendak beratraksi di udara.
"Buat orang awam memang mengerikan. Kita juga merasakan panik, tegang, dan adrenalin tinggi tapi karena sudah terbiasa dan terlatih harus percaya. Percaya satu sama lain dan leader, jadi 100 persen percaya sama leader," kata Iskandar saat ditemui Tribunnews.com pada TNI Fair di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Minggu (21/9/2025).
Iskandar menjelaskan kepanikannya muncul ketika terjadi kesalahan-kesalahan kecil, seperti salah satu fungsi pesawat yang tiba-tiba tidak bekerja dengan semestinya.
Selain itu, menurutnya, faktor cuaca juga sangat memengaruhi kelancaran atraksi yang dilakukan JAT.
"Mungkin banyak tapi miss (kesalahan) kecil aja. Contohnya mungkin ketika formasi ada salah satu fungsi tidak bekerja sesuai dengan semestinya. Jadi harus berpencar berpisah salah satu (pesawat) harus kembali," jelasnya.
"Mungkin faktor paling signifikan adalah cuaca. Karena kita enam pesawat terbang berdekatan secara formasi, cuaca itu sangat pengaruh," sambungnya.
Perlu jam terbang tinggi
Iskandar menuturkan pentingnya pilot pesawat aerobatik memiliki jam terbang tinggi dan memperbanyak latihan.
Hal itu dikarenakan seorang pilot yang sudah terbiasa melatih diri untuk mengendalikan pesawat akan bisa menghadapi permasalahan-permasalahan yang muncul meskipun di tengah adrenalin tinggi.
"Kalau dibilang sulit ya sulit (mengendalikan pesawat) tapi semua itu karena berusaha terbiasa, kita bisa juga. Pilot itu tidak ada yang jagoan tapi terlatih," katanya.
Iskandar menyampaikan pilot Jupiter Aerobatic Team pada dasarnya adalah lulusan sekolah instruktur penerbang yang sudah melalui tahap kapten pilot di rating masing-masing, baik itu pesawat angkut maupun pesawat tempur.
Setelah itu, tambahnya, para pilot melaksanakan pendidikan sekolah instruktur penerbang selama 6 bulan.
"Setelah lulus (sekolah instruktur penerbangan), yang terbaik ataupun yang direkomendasikan nanti akan menjadi siswa Jupiter Aerobatik Team selanjutnya. Jadi kita setiap kurung waktu beberapa tahun kita melaksanakan rolling. Iya, regenerasi," pungkasnya.
Atraksi JAT di Perayaan HUT RI ke-80 Terkendala Cuaca Buruk
Jupiter Aerobatic Team (JAT) merupakan satu dari beberapa satuan penerbang yang melakukan aksi atraksi udara dalam Perayaan HUT RI Ke-80, di Istana Negara, Jakarta, pada 17 Agustus 2025 lalu.
Dalam atraksi udara di langit Jakarta tersebut, pesawat yang tampil diantaranya Hawk 100/200, F-16 Fighting Falcon, T-50 Goldeb Eagle, serta KT-1B Wongbee.
Kapten Penerbang Iskandar Firyanata, yang bertugas di Wingdik 100/Terbang Lanud Adisutjipto, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan satu dari beberapa pilot yang menerbangkan pesawat aerobatik tersebut.
Iskandar mengungkapkan, ada sejumlah kendala yang dihadapi para pilot JAT dalam melakukan atraksi di langit Jakarta saat itu.
Pertama, terkait keterbatasan waktu.
Ia menjelaskan, para pilot yang beratraksi sudah memiliki pengaturan waktu terkait kapan mereka harus terbang dan mendarat.
Di sisi lain, katanya, ada banyak pesawat yang beratraksi dalam perayaan HUT RI ke-80.
Hal ini mengharuskan pilot dari masing-masing pesawat untuk fokus pada perhitungan waktu yang sudah ditentukan bersama, di samping mengemudikan pesawat dengan manuver tinggi.
"Kita rasakan (kendala) terbatas oleh waktu, yang pertama," kata Iskandar, saat ditemui Tribunnews.com dalam TNI Fair, di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Minggu (21/9/2025).
"Sudah ada (perhitungan waktu). Jadi kita ada time table panjang dari jam take off, kita tahu kapan mau landing itu. Kapan kita di atas. Target itu hitungan detik," sambungnya.
Selain itu, Iskandar juga mengatakan, kendala lainnya yaitu terkait cuaca di langit Jakarta yang dalam kondisi buruk saat itu.
Bahkan, katanya, cuaca buruk juga sempat terjadi beberapa hari sebelum acara Perayaan HUT RI ke-80 berlangsung, dimana para pilot uang beratraksi menggelar latihan di langit Jakarta.
"Kedua, cuaca cukup buruk. setiap latihan cuaca cukup buruk. Ketiga kita terbang tidak sendiri bersama pesawat jet lain, jadi disitu harus strict dengan waktu," pungkasnya.
Mengenal JAT TNI AU
Mengutip dari website TNI AU, JAT merupakan salah satu tim aerobatik milik TNI Angkatan dibawah Skadron Pendidikan 102, Wing Pendidikan Terbang, Lanud Adisucipto.
Tim ini pertama kali terbentuk pada tahun 1996.
Awalnya, tim ini hanya menggunakan 4 pesawat model Hawk MK-53.
Sempat vakum sejak tahun 2002 dan mulai muncul kembali ke permukaan tahun 2008 dengan pesawat latih KT-1B Woong Bee buatan Korsel yang berjumlah 8 buah.
Pertunjukkan pertama di depan masyarakat umum dilakukan pada tanggal 4 Juli 2008 di Yogyakarta dan yang kedua di Jakarta pada bulan November 2008.
Sebanyak 8 pesawat latih KT-1B Woong Bee buatan Korea Selatan yang dicat dengan warna Merah-Putih, menjadi bagian tim ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.