Minggu, 5 Oktober 2025

Jokowi Arahkan Relawan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Pengamat: Menyedihkan, Kok Bicara Kekuasaan

Pengamat politik Yunarto Wijaya terkejut dengan arahan Jokowi agar relawan mendukung Prabowo-Gibran dua periode, berarti ingin anaknya terus berkuasa.

TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
JOKOWI DUKUNG PRABOWO-GIBRAN - Dalam foto: Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat ditemui di kediamannya, Jumat (12/9/2025). Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif lembaga konsultan politik Charta Politika Yunarto Wijaya menanggapi arah politik Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) yang belum lama ini blak-blakan mendukung Presiden RI Prabowo Subianto - Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka dua periode. 

TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif lembaga konsultan politik Charta Politika Yunarto Wijaya menanggapi arah politik Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) yang blak-blakan mendukung Presiden RI Prabowo Subianto - Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka dua periode.

Bahkan, Jokowi sudah memberikan arahan kepada para relawannya untuk mendukung Prabowo-Gibran dua periode pula.

Toto, sapaan akrab Yunarto Wijaya, menilai Jokowi sebagai mantan kepala negara seharusnya tidak bicara soal kekuasaan, melainkan meminta relawannya untuk lebih berintegritas lagi.

Apalagi seruan dukungan untuk Prabowo-Gibran dua periode ini disampaikan Jokowi di kala sejumlah relawannya di Kabinet Merah Putih dicopot dari jabatannya.

  1. Mantan Wakil Menteri Tenaga Kerja RI (Wamenaker) Immanuel Ebenezer (Noel) yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dugaan pemerasan terhadap perusahaan terkait pengurusan sertifikasi K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) di Kementerian Ketenagakerjaan RI.
  2. Ketua Umum Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi dicopot dari kursi Menteri Koperasi RI dalam reshuffle (perombakan) kabinet pada Senin (8/9/2025) lalu.
  3. Elite Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019, Abdul Kadir Karding, terkena reshuffle kabinet pada Senin (8/9/2025) juga dan dicopot dari jabatan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI).
  4. Hasan Nasbi yang juga dikenal sebagai salah satu orang dekat Jokowi dicopot dari posisi Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) dalam reshuffle yang diadakan pada Rabu (17/9/2025).

Hal ini disampaikan alumni Universitas Katolik Parahyangan Bandung jurusan Hubungan Internasional (HI) itu saat menjadi tamu dalam program Kompas Petang yang diunggah di kanal YouTube KompasTV, Jumat (19/9/2025).

"Ya, dengan ditangkapnya Noel dan dipecatnya Budi Arie sebagai dua perwakilan relawan yang menggunakan nama Jokowi, tadinya saya berharap, Jokowi memerintahkan kepada relawannya untuk menjaga integritas, untuk bekerja dengan baik, untuk bisa menyokong secara kapabilitas, bagaimana pemerintahan Prabowo Gibran bisa berlangsung dengan baik," kata Yunarto.

"Bukan bicara tentang kekuasaan," sambungnya.

Yunarto pun mengaku terkejut dengan arahan Jokowi untuk para relawan mendukung Prabowo-Gibran dua periode, yang bisa dimaknai bahwa mantan Wali Kota Solo itu juga ingin anaknya tetap berkuasa,

"Terus terang saya agak kaget," ujar Yunarto.

"Apalagi, kalau kita dengarkan kalimatnya, itu bisa bermakna ganda. Yang disebutkan oleh Jokowi bukan mendukung pemerintahan Prabowo, tapi pemerintahan Prabowo Gibran dua periode," katanya.

Baca juga: Mengingat Peran Arsitek Senyap Budi Gunawan di Pertemuan Bersejarah Jokowi-Prabowo, Prabowo-Megawati

Menurut Yunarto, Jokowi terlihat menyedihkan, sebab sebagai mantan orang nomor satu RI, seharusnya dia bisa menjadi sosok negarawan yang berintegritas dan berbicara mengenai isu-isu krusial.

Bahkan, Yunarto membandingkan ayah Gibran, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep itu dengan mantan presiden RI lainnya, seperti SBY dan Megawati, yang sudah memiliki level lebih tinggi sebagai negarawan.

"Buat saya menyedihkan buat seorang mantan presiden, yang seharusnya sudah menjadi seorang statesman, negarawan, yang bicaranya kalau kita lihat Pak SBY itu diundang ke luar negeri, berbicara mengenai climate change, disrupsi AI, atau Ibu Mega misalnya, yang diundang di Vatikan berbicara tentang keberagaman," jelas Yunarto.

"Ini yang menurut saya sangat disayangkan dari seorang mantan presiden dua periode yang kita harapkan ada pada tahapan seorang negarawan, tapi malah masuk wilayah perbincangan mengenai elektoral, transaksi kekuasaan," imbuhnya.

Yunarto pun memiliki pesan khusus kepada relawan Jokowi, yakni dengan memberikan kontribusi lebih penting kepada negara, dan tidak serta-merta hanya jadi pesuruh yang hanya bisa menuruti perintah atasannya.

"Dan catatan terakhir menurut saya paling penting buat teman-teman relawan, mulailah sebuah budaya untuk memberikan kontribusi sesuai dengan apa yang bisa dipikirkan bersama, melalui riset, melalui advokasi," terang Yunarto.

"Jangan terus-menerus menempatkan diri menjadi domba-domba yang mau diperintah apa pun oleh junjungannya kemudian akan dilakukan," lanjutnya.

"Karena dalam demokrasi yang semakin harusnya terdidik, tugas relawan bukan itu... [melainkan, red] Mengisi kekosongan fungsi partai politik yang tidak dijalankan," tandasnya.

BLAK-BLAKKAN JOKOWI - Presiden ke-7 RI Jokowi, saat ditemui di kediaman Sumber, Solo, Jumat (19/9/2025). Jokowi blak-blakkan mengungkap alasan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tak hadir saat pelantikan sejumlah menteri setelah reshuffle pada Rabu (17/9/2025) di Istana Kepresidenan Jakarta. Hal ini terjadi karena putranya tersebut sedang kunjungan ke Papua Nugini.
BLAK-BLAKAN JOKOWI - Presiden ke-7 RI Jokowi, saat ditemui di kediaman Sumber, Solo, Jumat (19/9/2025). Jokowi blak-blakkan mengungkap alasan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tak hadir saat pelantikan sejumlah menteri setelah reshuffle pada Rabu (17/9/2025) di Istana Kepresidenan Jakarta. Hal ini terjadi karena putranya tersebut sedang kunjungan ke Papua Nugini. (Tribun Solo/Ahmad Syarifudin)

Arah Politik Jokowi

Setelah lengser dari jabatan sebagai Presiden RI, kini sudah mulai terbaca jelas arah politik Jokowi, yakni dengan memberikan dukungan kepada pemerintahan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka, tak hanya satu periode, melainkan dua periode.

Bahkan, Jokowi sudah sejak lama memberikan arahan kepada relawannya untuk mendukung Prabowo-Gibran.

“Sejak awal saya sampaikan seluruh relawan untuk itu. Ya memang sejak awal saya perintahkan seperti itu, untuk mendukung pemerintahan Presiden Prabowo-Gibran dua periode,” ungkap Jokowi saat ditemui di kediamannya di Sumber, Solo, Jumat (19/9/2025), dilansir TribunSolo.

Sebelumnya, Ketua Umum Relawan Bara Jokowi Presiden (Bara JP) Willem Frans Ansanay juga telah mengungkap bahwa dirinya mendapat amanat tersebut langsung dari Jokowi.

“Pernyataan Pak Jokowi itu jelas, 'kita arahkan seluruh relawan mendukung Prabowo-Gibran sampai 2029–2034,'” kata Frans saat pelantikan pengurus DPP Bara JP 2025–2030 di Museum Joang ’45, Menteng, Jakarta, Sabtu (13/9/2025).

“Semangat mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran bukan hanya kemauan Bara JP, tetapi merupakan amanat dari pembina utama Bara JP yaitu Bapak Joko Widodo," tuturnya.

"Bahwa Bara JP harus menjadi organisasi relawan yang mengawal pemerintahan Prabowo-Gibran dua periode,” lanjutnya.

Frans pun mengungkapkan alasan mengapa Jokowi memberikan amanat untuk mengawal pemerintahan Prabowo-Gibran dua periode.

Yakni, untuk memaksimalkan capaian atau target pemerintahan mereka, sebab satu periode tidak cukup.

“Jadi kita bulatkan saja dua periode, supaya transformasi bangsa yang digagas Presiden Prabowo bisa terwujud,” ujarnya.

Frans melanjutkan, Bara JP siap membantu menyuarakan program pemerintahan Prabowo-Gibran serta mengonsolidasikan kekuatan rakyat.

“Untuk percaya kepada pemerintah ini, yaitu Prabowo sebagai presiden dan Mas Gibran sebagai wakil presiden,” tambahnya.

(Tribunnews.com/Rizki A.) (TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved