Senin, 6 Oktober 2025

Laut China Selatan

Kaji China Grey Zone Strategy, Hasanuddin Wahid Harap Indonesia Lebih Siap Jaga Kedaulatan di LCS

Sekjen PKB M. Hasanuddin Wahid, berharap Indonesia lebih siap menjaga kedaulatan di Laut China Selatan (LCS).

Penulis: Chaerul Umam
Dok untuk Tribunnews.com
LAUT CHINA SELATAN - Sekjen DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) M. Hasanuddin Wahid, dinobatkan sebagai lulusan terbaik program doktor dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,98 dan predikat magna cum laude, di Universitas UNHAN Bogor, Jawa Barat, Kamis (18/9/2025). Ia berhasil mengkaji disertasinya yang berjudul “Strategi Pertahanan Indonesia dalam Menghadapi China Grey Zone Strategy di Kawasan Laut China Selatan. (HO/ dokumentasi untuk Tribunnews) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) M. Hasanuddin Wahid, berharap Indonesia lebih siap menjaga kedaulatan di Laut China Selatan (LCS).

Harapan inilah sebagaimana disertasinya yang berjudul “Strategi Pertahanan Indonesia dalam Menghadapi China Grey Zone Strategy di Kawasan Laut China Selatan Guna Mendukung Pertahanan Negara”.

Selain Sekjen PKB, Hasanuddin Wahid adalah Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Timur V.

Ia juga merupakan mahasiswa S3 di Universitas Pertahanan (Unhan) Republik Indonesia

Cak Udin, sapaan akrab Hasanuddin Wahid, mengupas secara mendalam strategi abu-abu (grey zone strategy) yang dijalankan China.

Strategi China Grey Zone adalah pendekatan konflik yang dilakukan oleh Tiongkok di Laut China Selatan dan wilayah sekitarnya yang berada di antara perdamaian dan perang terbuka.

Strategi ini dirancang untuk mengubah status quo secara bertahap tanpa memicu respons militer langsung dari negara lain.

"Sejauh ini belum ada satupun penelitian dari aspek teoritik yang mengangkat China grey zone strategy yang melakukan pengukuran tingkat dan jenis ancaman. Penelitian yang ada masih berfokus pada pendeskripsian apa saja operasi grey zone tanpa membahas strategi komprehensif untuk menangkalnya," ujarnya di Kampus Utama UNHAN, Bogor, Jawa Barat, Kamis (18/9/2025).

Cak Udin, berhasil menorehkan prestasi akademik di Universitas Pertahanan (Unhan) Republik Indonesia

Cak Udin dinobatkan sebagai lulusan terbaik program doktor dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,98 dan predikat magna cum laude.

Penelitian Cak Udin memanfaatkan sejumlah teori penting sebagai pijakan, antara lain Asymmetric Warfare, konsep power dari Joseph Nye, Strategi Pertahanan, hingga Asymmetric Defence Strategy.

Melalui teori-teori tersebut, dia merumuskan kerangka pertahanan Indonesia dalam menghadapi taktik grey zone yang berada di antara kondisi damai dan konflik terbuka.

"Saya juga menggunakan teori Asymmetric Defence Strategy sebagai landasan praktis untuk merumuskan strategi pertahanan Indonesia dalam menghadapi taktik grey zone yang digunakan oleh China," ucapnya.

Hasil riset ini menghasilkan formulasi strategi pertahanan multidimensi, melibatkan sinergi kekuatan militer, diplomasi, intelijen, serta kerja sama regional. 

Pendekatan ini dinilai mampu memperkuat posisi Indonesia dalam menjaga kedaulatan di Laut China Selatan.

“Melalui penelitian ini, saya berharap Indonesia dapat lebih siap dan sigap dalam menghadapi tantangan grey zone yang semakin kompleks, khususnya dalam menjaga kedaulatan dan kepentingan nasional di perairan strategis ini,” kata Cak Udin.

Capaian ini tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga memberikan kontribusi penting bagi pengembangan kajian pertahanan nasional. Pemerintah serta institusi pertahanan diharapkan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai referensi dalam merumuskan kebijakan strategis ke depan.

Laut China Selatan

Laut China Selatan (LCS) adalah salah satu wilayah paling strategis dan rawan konflik di dunia.

Setidaknya ada enam negara (China, Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Taiwan) mengklaim sebagian wilayah LCS.

Klaim China tumpang tindih dengan ZEE Indonesia di sekitar Kepulauan Natuna.

Kapal asing sering masuk tanpa izin, termasuk untuk illegal fishing, yang merugikan ekonomi dan kedaulatan.

Indonesia bukan pihak klaim langsung, tapi berperan sebagai mediator dan penjaga stabilitas kawasan.

 

 

 

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved