Senin, 6 Oktober 2025

Wacana Reformasi Polri, Eks Pimpinan KPK: Prabowo Sudah Pertimbangkan, Tinggal Teken Keppres

Wakil Ketua KPK periode 2015-2019 Laode M Syarif mengungkap respons Presiden RI Prabowo Subianto terhadap usulan pembentukan komisi reformasi Polri.

Istimewa
PRABOWO SUBIANTO - Dalam foto: Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto saat berbicara di forum BRICS Leaders Virtual Meeting, Senin (8/9/2025) malam. Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2015-2019 Laode M Syarif mengungkap respon Presiden RI Prabowo Subianto terhadap usulan pembentukan komisi reformasi Polri. 

TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2015-2019 Laode M Syarif mengungkap respons Presiden RI Prabowo Subianto terhadap usulan pembentukan komisi reformasi Polri.

Adapun pembentukan komisi reformasi Polri merupakan salah satu tuntutan/usulan yang disampaikan oleh Gerakan Nurani Bangsa (GNB).

GNB adalah kelompok yang terdiri dari tokoh-tokoh lintas agama dan bangsa seperti Pendeta Gomar Gultom (mantan Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia/PGI), Lukman Hakim Saifuddin (mantan Menteri Agama RI), dan Nasaruddin Umar (Menteri Agama RI saat ini).

Prabowo sendiri, disebutkan oleh Pendeta Gomar Gultom, akan membentuk komisi reformasi Polri

"Tadi juga disampaikan oleh Gerakan Nurani Bangsa perlunya evaluasi dan reformasi kepolisian, yang disambut juga oleh Pak Presiden, (yang) akan segera membentuk tim atau komisi reformasi kepolisian."

"Saya kira ini juga atas tuntutan dari masyarakat yang cukup banyak," kata Pendeta Gomar Gultom seusai pertemuan dengan Prabowo di Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Kamis (11/9/2025) malam, dilansir Kompas.com.

GNB menyerahkan teknis dan detail pembentukan komisi reformasi Polri kepada Prabowo untuk disampaikan kepada publik.

Adapun pertemuan dengan Prabowo tersebut dihadiri sejumlah tokoh lainnya dari GNB, seperti:

  • Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid
  • M Quraish Shihab
  • Omi Komaria Nurcholish Madjid
  • Romo Franz Magnis Suseno
  • Erry Riyana Hardjapamekas
  • Komaruddin Hidayat
  • Ery Seda
  • Alissa Wahid, dan
  • Beka Ulung Hapsara

Pertemuan ini berlangsung hampir tiga jam dan membahas berbagai aspirasi, termasuk "tuntutan 17+8" yang disuarakan oleh mahasiswa dan masyarakat sipil.

Sementara, usulan reformasi Polri muncul sebagai respons atas kericuhan di tengah rangkaian aksi demonstrasi di berbagai daerah di Indonesia pada 25 hingga 30 Agustus 2025 lalu.

Apalagi, muncul korban luka-luka hingga korban jiwa.

Termasuk kasus tewasnya pengemudi ojek online (ojol), Affan Kurniawan (21), setelah dilindas kendaraan taktis (rantis) Rimueng dengan nomor polisi PJJ 17713-VII milik Brimob Polri, di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat pada Kamis (28/8/2025)

Tanggapan dan langkah aparat kepolisian dalam pengendalian unjuk rasa yang menolak tunjangan perumahan anggota DPR RI dan berbagai isu lain, termasuk korupsi, tersebut disorot dan menuai kritikan tajam.

Reformasi Polri diharapkan nanti akan fokus pada peningkatan profesionalisme, pengayoman dan pelayanan masyarakat, serta pencegahan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Lebih lanjut, usulan reformasi Polri dinilai sejalan dengan sejarah reformasi Polri pasca-1998, di mana Polri dipisahkan dari ABRI melalui Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002, tetapi banyak pihak yang menilai reformasi tersebut belum sepenuhnya terwujud, terutama dalam hal independensi dan penanganan demonstrasi.

Respon Prabowo Terungkap

Laode M Syarif mengungkap, Prabowo memang sudah mempertimbangkan pembentukan komisi reformasi kepolisian.

Menurut Laode, bahkan Kepala Negara sudah tinggal menandatangani Keputusan Presiden (Keppres) terkait pembentukan komisi tersebut.

Hal ini disampaikan Laode saat menjadi narasumber dalam program Sapa Indonesia Malam di kanal YouTube KompasTV, Jumat (12/9/2025).

Laode M. Syarif sendiri juga menjadi salah satu tokoh GNB yang turut hadir dalam pertemuan dengan Prabowo di Istana Negara, Kamis (11/9/2025) kemarin.

"Ya, sebenarnya itu masuk di dalam catatan yang disampaikan oleh GNB kepada Presiden. Tapi ketika beliau [Prabowo, red] membaca itu, beliau langsung memberi jawaban bahwa 'wah ini sudah dipikirkan dan ini akan segera dilaksanakan,'" kata Laode.

"Bahkan beliau bilang, 'Keppres-nya ini tinggal saya teken' seperti itu," tambahnya.

Laode menilai, Prabowo memang tengah berupaya untuk melakukan reformasi internal kepolisian Republik Indonesia.

Sehingga, pria yang juga dikenal sebagai ahli hukum lingkungan itu pun berterima kasih kepada Prabowo.

Meski demikian, ia mengaku belum tahu secara detail apa isi Keppres yang berkaitan dengan reformasi Polri tersebut.

"Jadi, maksudnya ternyata memang ada upaya untuk itu dan oleh karena itu, kita berterima kasih untuk itu, sangat menghargai," ujar Laode.

"Namun demikian kita belum tahu apa isi dari Keppres itu, mode reformasi seperti apa yang akan dilaksanakan oleh pemerintah. Kami belum tahu," jelasnya.

(Tribunnews.com/Rizki A.)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved