Kualitas Pendidikan Internasional Bisa Diakses Semua Sekolah, Begini Caranya
Banyak yang mengira, keberhasilan sekolah internasional ditentukan oleh jumlah murid atau fasilitas yang lengkap.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Banyak yang mengira, keberhasilan sekolah internasional ditentukan oleh jumlah murid atau fasilitas yang lengkap.
Namun, menurut Cambridge International Education, ukuran keberhasilan terletak pada dampak nyata terhadap siswa.
Baca juga: Iming-iming Kurikulum Cambridge, Wali Murid Laporkan Sekolah Swasta di Bekasi, Biaya Masuk Rp23 Juta
Hal ini disampaikan oleh Senior Country Manager Cambridge untuk Indonesia, Dianindah Apriyani, saat ditemui di Singapore Intercultural School (SIS) Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Senin (8/9/2025).
"Yang utama adalah performa siswa. Bagaimana mereka menerapkan apa yang dipelajari, menunjukkan sikap positif, dan mampu memberi kontribusi nyata di dunia. Itu yang kami nilai," ujar Dianindah.
Cambridge tidak mewajibkan jumlah siswa minimal atau fasilitas fisik tertentu agar sebuah sekolah bisa menjadi mitra.
Baca juga: Universitas Cambridge Lakukan Divestasi dari Perusahaan-perusahaan Pendukung Israel di Perang Gaza
Dianindah menyebut, yang paling penting adalah komitmen dari sekolah dan yayasan pengelola untuk menyediakan pendidikan berkualitas.
“Kami ingin membuka akses ke pendidikan internasional yang tidak hanya untuk kalangan tertentu, tapi bisa diadopsi lebih luas,” tambahnya.
Kurikulum Cambridge dikenal secara global karena standar akademiknya yang tinggi.
Namun, seringkali ada anggapan bahwa kurikulum ini hanya bisa diakses oleh sekolah-sekolah mahal.
Untuk membuktikan sebaliknya, Cambridge melakukan kunjungan ke dua sekolah dari SIS Group of Schools di Indonesia.
Hasilnya menunjukkan bahwa pendidikan internasional berkualitas tetap bisa terjangkau, tanpa mengorbankan mutu.
Cambridge menemukan beberapa faktor yang membuat pendekatan SIS berhasil:
1. Penerapan menyeluruh kurikulum Cambridge, mulai dari tingkat dasar (Primary) hingga menengah (IGCSE).
2. Efisiensi operasional, sehingga biaya bisa ditekan tanpa mengorbankan kualitas.
3. Investasi dalam pelatihan guru, menggunakan program resmi Cambridge.
4. Pendekatan adaptif yang dapat diterapkan di berbagai wilayah, termasuk kota-kota kecil.
Model ini dinilai dapat menjadi contoh bagi sekolah lain yang ingin menyelenggarakan pendidikan internasional dengan biaya lebih terjangkau.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.