Senin, 6 Oktober 2025

Gerhana Bulan

7 Hikmah yang Bisa Dipetik dari Peristiwa Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari

Ada sejumlah hikmah yang bisa direnungkan atas peristiwa gerhana, di antaranya sebagaimana diungkap oleh Imam Ibnul Mulaqqin.

Penulis: Lanny Latifah
TRIBUNNEWS/HERUDIN
GERHANA BULAN TOTAL - Fase fenomena alam gerhana bulan total atau blood moon terlihat di langit Jakarta pada Senin dini hari (8/9/2025). Blood moon atau bisa diartikan gerhana bulan merah darah dapat terlihat di Sebagian wilayah Indonesia jika langit cerah mulai Minggu, 7 September 2025 pukul 22.26 WIB, 23.26 Wita, atau 00.26 WIT hingga puncak gerhana akan terjadi pada Senin 8 September 2025 pukul 01.11 WIB, 02.11 Wita, atau 03.11 WIT. Fenomena gerhana ini terjadi saat posisi Matahari, Bumi, dan Bulan berada dalam satu garis lurus atau sejajar. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM - Fenomena alam seperti gerhana bulan dan gerhana matahari bukan hanya peristiwa astronomi yang menakjubkan, tetapi juga mengandung banyak hikmah yang dapat direnungkan.

Gerhana adalah sebuah peristiwa alam yang terjadi ketika bulan, matahari, dan bumi berada dalam kondisi satu garis lurus.

Berdasarkan laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gerhana bulan merupakan peristiwa terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan.

Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya. 

Adapun gerhana matahari adalah peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bulan sehingga tidak semua cahayanya sampai ke Bumi dan selalu terjadi pada saat fase bulan baru.

Di balik gejala alam ini tersimpan hikmah mendalam dan aneka pelajaran berharga yang bisa dipetik oleh umat manusia.

Dilansir dari Kemenag, ada sejumlah hikmah yang bisa direnungkan atas peristiwa gerhana, di antaranya sebagaimana diungkap oleh Imam Ibnul Mulaqqin dalam kitab At-Taudhih li Syarhil Jami`is Shahih, (Qatar: Wizaratul-Auqaf was Syu'unil Islamiyah: 2008), juz VIII, halaman 302, sebagaimana berikut:

1. Bukti Kekuasaan Allah

Peristiwa gerhana menunjukkan bukti kekuasaan Allah atas seluruh alam semesta.

Bulan dan matahari yang mempunyai daya dan energi luar biasa itu tunduk sepenuhnya di bawah kendali Allah.

Atas kuasa-Nya, kedua benda raksasa itu tetap berada di dalam orbit yang telah ditetapkan namun tidak saling bertabrakan.

Baca juga: Langit Komodo Memerah! Gerhana Bulan Total Terekam Jelas oleh BMKG

2. Bulan dan Matahari Tidak Layak Disembah

Gerhana seolah menunjukkan bahwa bulan maupun matahari tidak layak untuk disembah.

Alasannya karena kedua benda langit ini memiliki kelemahan dengan hilangnya cahaya dan fungsinya, lalu atas kehendak Allah semuanya dipulihkan kembali.

Peristiwa ini membuktikan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Sempurna dan wajib untuk disembah.

3. Menyadari Kehadiran Bulan dan Matahari

Ketika pergerakan alam semesta berjalan dengan normal, terkadang manusia lupa akan kehadiran bulan dan matahari yang telah memberi manfaat besar untuk kehidupan sehingga lupa untuk bersyukur.

Padahal, keduanya merupakan bagian dari nikmat Allah.

Dengan adanya gerhana seolah menyadarkan kembali akan kehadiran nikmat Allah karena biasanya manusia baru menyadari betapa berharganya sesuatu ketika sesuatu itu hilang atau berubah.

4. Pengingat Hari Kiamat

Fenomena gerhana bisa menjadi pengingat akan datangnya peristiwa dahsyat yang terjadi pada hari kiamat.

Gambaran tersebut telah disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Qiyamah ayat 8-9, sebagaimana berikut:

وَخَسَفَ القَمَرُ (٨) وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالقَمَرُ (٩

Artinya: “Dan bulan pun telah hilang cahayanya(8), serta matahari dan bulan dikumpulkan(9),”

Ayat tersebut menyiratkan bagaimana peristiwa kiamat itu terjadi sehingga melalui gerhana, umat manusia bisa ingat dan sadar bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara.

Dengan begitu bisa meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta istiqamah dalam ibadah sebagai bekal untuk kehidupan berikutnya.

GERHANA BULAN TOTAL - Fase fenomena alam gerhana bulan total atau blood moon terlihat di langit Jakarta pada Senin dini hari (8/9/2025). Blood moon atau bisa diartikan gerhana bulan merah darah dapat terlihat di Sebagian wilayah Indonesia jika langit cerah mulai Minggu, 7 September 2025 pukul 22.26 WIB, 23.26 Wita, atau 00.26 WIT hingga puncak gerhana akan terjadi pada Senin 8 September 2025 pukul 01.11 WIB, 02.11 Wita, atau 03.11 WIT. Fenomena gerhana ini terjadi saat posisi Matahari, Bumi, dan Bulan berada dalam satu garis lurus atau sejajar. TRIBUNNEWS/HERUDIN
GERHANA BULAN TOTAL - Fase fenomena alam gerhana bulan total atau blood moon terlihat di langit Jakarta pada Senin dini hari (8/9/2025). Blood moon atau bisa diartikan gerhana bulan merah darah dapat terlihat di Sebagian wilayah Indonesia jika langit cerah mulai Minggu, 7 September 2025 pukul 22.26 WIB, 23.26 Wita, atau 00.26 WIT hingga puncak gerhana akan terjadi pada Senin 8 September 2025 pukul 01.11 WIB, 02.11 Wita, atau 03.11 WIT. Fenomena gerhana ini terjadi saat posisi Matahari, Bumi, dan Bulan berada dalam satu garis lurus atau sejajar. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

5. Gambaran Kasih Sayang Allah

Gerhana bisa dipandang sebagai gambaran kasih sayang Allah kepada makhluk-Nya.

Sebelumnya, matahari dan bulan berjalan normal dalam garis edar, lalu terjadi perubahan dalam peredarannya, kemudian Allah mengembalikan lagi sebagaimana semula.

Begitu pun dalam kehidupan manusia, tidak semuanya berjalan dengan ‘terang’ dan mulus karena ada fase ‘gelap’ yang menjadi dinamika kehidupan.

Ketika kesulitan dilalui dan dinikmati dengan penuh kesabaran, tawakal, dan ikhtiar maksimal, pada akhirnya Allah akan memberikan berbagai kemudahan.

Allah berfirman dalam surat Al-Insyirah ayat 5-6:

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (٥) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا(٦

Artinya: “Maka, sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.”

6. Mengingatkan pada Ujian Hidup

Gerhana menggambarkan seakan-akan Allah sedang memberikan ‘musibah’ kepada bulan dan matahari yang tidak memiliki dosa.

Hal ini memberikan pelajaran bahwa terkadang Allah memberikan musibah atau ujian kepada orang saleh agar bisa naik derajat.

Tidak sedikit dari para nabi, wali, dan orang-orang saleh diuji dengan berbagai hal yang pada akhirnya mengantarkan mereka pada derajat spiritual yang tinggi.

7. Merenungi Makna Ibadah

Sebagian umat Islam ada yang menjalankan shalat wajib hanya sebagai rutinitas harian tanpa disertai rasa takut dan penghayatan terhadap kebesaran Allah.

Dengan adanya gerhana, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan shalat sunnah gerhana yang di dalamnya bisa menumbuhkan ketakutan kepada Allah dan merasakan keagungan-Nya.

(Tribunnews.com/Latifah)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved