Menhut: 3 Taman Nasional Fokus Pulihkan Ekosistem Konservasi Gajah dan Orangutan
Raja Juli mengatakan berupaya memaksimalkan konservasi satwa di tiga taman nasional, termasuk Taman Nasional Way Kambas
Penulis:
Danang Triatmojo
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengatakan pihaknya tengah berupaya memaksimalkan konservasi satwa di tiga taman nasional, yakni Taman Nasional Way Kambas di Lampung, Taman Nasional Sebangau dan Tanjung Puting di Kalimantan Tengah.
Fokus utama pelestarian adalah Gajah Sumatera di Way Kambas, dan Orangutan di Tanjung Puting dan Sebangau.
Konservasi adalah upaya pelestarian, perlindungan, dan pengelolaan sumber daya alam, termasuk flora, fauna, dan ekosistemnya, agar tetap lestari dan dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk generasi saat ini dan masa depan.
Gajah (khususnya Gajah Sumatera, Elephas maximus sumatranus) dan orangutan (terutama Orangutan Sumatera, Pongo abelii, dan Orangutan Kalimantan, Pongo pygmaeus) dikonservasi karena mereka adalah spesies yang terancam punah, memiliki peran ekologis penting, dan menghadapi ancaman serius akibat aktivitas manusia.
Upaya konservasi satwa ini jadi bagian program Kemitraan Bentang Alam Berkelanjutan (KIBAR) dan Nature Transition Support Programme (NTSP), antara Kemenhut, Kemenkeu dan pemerintah Inggris.
"Kami mencoba memaksimalkan kerjasama ini untuk meningkatkan, menjaga keanekaragaman hayati di Way Kambas dan dua taman nasional lain, di Tanjung Puting dan Sebangau," ujar Raja Antoni dalam sambutanya di Taman Nasional Way Kambas, Sabtu (30/8/2025).
Upaya kerja sama pelestarian diaplikasi melalui pemulihan ekosistem, pemberdayaan masyarakat, pembangunan batas hijau untuk mitigasi konflik satwa-manusia, serta pengembangan kerangka kerja pendanaan konservasi berbasis spesies.
Menhut kemudian menyinggung Indonesia yang diakui sebagai super power diantara negara - negara pemilik hutan tropis. Ini karena Indonesia memiliki 10 persen dari total luas hutan tropis dunia. Angka ini bisa menjadi kebanggan sekaligus tantangan.
"Kita diakui sebagai super power dari negara-negara yang memiliki hutan tropis. Ini kebanggaan untuk menunjukkan bagi kita betapa kayanya negeri ini, tapi saat bersamaan ini adalah tantangan bersama bagi kita bagimana menjaga hutan tropis yang angkanya semakin menurun," ujar Raja Antoni.
Terlebih Indonesia juga negara dengan mega biodiversity. Di mana 17 persen jenis burung dunia, 12 persen mamalia dunia, 16 persen jenis reptil dunia, dan 10 persen total jenis bunga di dunia, semua ada di Indonesia.
"Kalau kita juga bisa mengklaim kalau Indonesia adalah negara megabiodiversity, saya mendapatkan catatan 17 persen dari burung dunia rumahnya adalah di Indonesia, 12 persen dari mamalia juga berada di Indonesia, dan 16 persen reptil juga milik indonesia dan 10 persen dari tumbuhan yang memiliki bunga-bungaan juga berada di Indonesia," pungkas dia.
Baca juga: Program Segara Konservasi Terumbu Karang di Pantai Labuhan Amuk Karangasem Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.