Senin, 6 Oktober 2025

DPR Minta Kasus Penembakan Warga NTT oleh Aparat Timor Leste Diselidiki, Cegah Konflik Antarnegara

Andreas meminta pemerintah menyelidiki secara menyeluruh insiden penembakan terhadap Paulus Taeki oleh aparat Timor Leste.

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Dewi Agustina
Kompas.com/HO/Polda NTT
PERBATASAN TIMOR LESTE - Aparat Polres Belu Polda NTT tengah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste, menyusul insiden penembakan terhadap warga NTT, di Distrik Suai Kovalima Timor Leste pada Minggu (17/8/2025). Andreas Hugo meminta pemerintah menyelidiki secara menyeluruh insiden penembakan terhadap Paulus Taeki oleh aparat Timor Leste. 

"Hasil pemeriksaan medis kemarin, korban sudah dinyatakan stabil," jelasnya.

Meski situasi telah terkendali, kata Henry, pihaknya masih melakukan pendalaman terkait insiden tersebut. 

"Kejadian ini sangat sensitif karena melibatkan dua negara. Kami berharap penyelesaiannya dapat dilakukan melalui musyawarah atau keputusan diplomatik dengan hukum yang berlaku," imbuh Henry. 

Kronologis Kejadian

Sebelumnya terjadi bentrok antarwarga di Desa Inbate Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan warga Distrik Oecusse Republik Demokratik Timor Leste (RDTL).

Korban adalah Paulus Kaet Oki (60), warga Desa Inbate, Kecamatan Bikomi Nilulat.

Kepala Desa Inbate, Matias Eko mengatakan, lokasi dimana sempat bentrok antara warga Indonesia dan Warga Timor Leste serta UPF Timor Leste tersebut, merupakan lokasi kebun milik warga Desa Inbate.

Selama ini masyarakat Desa Inbate mengolah lahan tersebut mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

Secara turun-temurun lahan tersebut menjadi sumber hasil pertanian Warga Desa Inbate. Selama ini, kata Matias, tidak pernah terjadi bentrok berdarah di lokasi tersebut.

Masyarakat Desa Inbate (sekaligus pemilik lahan pertanian), meminta agar tidak boleh pembangunan patok perbatasan di lokasi itu.

Pasalnya, titik tersebut selama ini menjadi titik sengketa antara warga Indonesia dan Timor Leste.

"Kalau mereka tidak bangun (patok perbatasan), pasti tidak ada kejadian seperti itu," ucapnya.

Semestinya, patok perbatasan yang bermasalah tersebut, tidak boleh dilakukan aktivitas khususnya pembangunan patok perbatasan. Mereka menyarankan agar dilakukan ke depan tidak dilaksanakan aktivitas.

Ia berharap, insiden tersebut tidak terjadi lagi di kemudian hari. Sementara masyarakat juga diminta untuk menjaga kondusifitas. 

Keterangan Saksi

Seorang saksi bernama Balthasar Tpoi membeberkan kronologi lengkap insiden penembakan di Perbatasan RI-RDTL Distrik Oecusse.

Menurutnya, Minggu (24/8/2025), sejumlah petani Desa Inbate yang mengolah lahan di wilayah perbatasan RI-RDTL menyaksikan aktivitas UPF Timor Leste dan Warga Negara Timor Leste di sekitar perbatasan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved