Senin, 29 September 2025

Fadli Zon: Indonesia Perlu Menemukan Kembali Identitasnya

Fadli Zon menekankan pentingnya Indonesia menemukan kembali identitas atau jati diri melalui dialektika kebudayaan.

Penulis: Erik S
Editor: Hasanudin Aco
Istimewa/Tribunnews.com
IDENTITAS - Fadli Zon saat berbicara di forum GREAT Lecture bertajuk 'Polemik Kebudayaan Manusia Indonesia: Dunia Baru dan Kebudayaan Baru' di Jakarta, Kamis (14/5/2025) . 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menekankan pentingnya Indonesia menemukan kembali identitas atau jati diri melalui dialektika kebudayaan.

Fadli Zon menilai sejarah perdebatan intelektual Indonesia, dari polemik kebudayaan 1930-an antara Sutan Takdir Alisjahbana dan Sanusi Pane hingga pertarungan ideologis antara Manifes Kebudayaan dan Lekra pada 1960-an, adalah warisan intelektual penting.

“Harus ada reinventing Indonesia’s identity—penemuan ulang jati diri Indonesia,” kata Fadli Zon dalam forum GREAT Lecture bertajuk 'Polemik Kebudayaan Manusia Indonesia: Dunia Baru dan Kebudayaan Baru' di Jakarta, Kamis (14/5/2025) .

Fadli Zon mengatakan dua karakter utama kebudayaan Indonesia: kekayaan dan ketuaan.

Menurut Fadli, kebudayaan Indonesia itu mega-diversity. 

Bukan sekadar keberagaman, tapi keberlimpahan.

“Tak ada yang sekaya Indonesia dalam hal budaya, baik yang tangible maupun intangible. Yang intangible saja tercatat 2.213, sementara baru 16 yang diakui UNESCO: dari wayang, batik, keris, sampai jamu dan reog," kata dia.

Ia menyinggung Pasal 32 Ayat 1 UUD 1945, yang menyatakan bahwa 'Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia, dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya."

Namun, justru dalam konteks kebebasan itulah, Fadli menyiratkan kegelisahan.

"Budaya kita sangat tua. Tapi kini, narasi kebudayaan justru dibungkam. Padahal, peradaban kita sudah lebih dulu global,” kata dia.

Dengan mengutip penemuan-penemuan arkeologis, ia menyebut bahwa homo erectus Indonesia telah hidup 1,8 juta tahun lalu. Gambar-gambar gua tertua ditemukan di Muna dan Maros, jauh lebih tua dari lukisan gua di Eropa.

“Kita ini melting pot sejak dulu kala. Kita bukan tempat tujuan. Tapi tempat keberangkatan,” ujarnya, menyiratkan bahwa Nusantara adalah simpul globalisasi purba.

Jangan Ada Narasi Tunggal dalam Kebudayaan

Okky Madasari, sosiolog dan sastrawan yang kini mengajar di National University of Singapore mengajak semua pihak menengok wajah manusia Indonesia hari ini, khususnya generasi muda.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan