Hari Pramuka
Hari Pramuka 14 Agustus 2025 Apakah Libur? Cek SKB 3 Menteri
Setiap tanggal 14 Agustus diperingati sebagai Hari Pramuka. Namun apakah hari pramuka, 14 Agustus 2025 merupakan hari libur?
Penulis:
Farrah Putri Affifah
Editor:
Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Setiap tanggal 14 Agustus, masyarakat Indonesia memperingati Hari Pramuka.
Hari ini didedikasikan untuk mengenang lahirnya Gerakan Pramuka di Indonesia, sebuah organisasi kepanduan yang bertujuan membentuk karakter, kepribadian, dan mental generasi muda.
Gerakan Pramuka mengajarkan berbagai nilai luhur, seperti kedisiplinan, kemandirian, dan semangat gotong royong, yang dirangkum dalam Dasa Dharma dan Tri Satya.
Tahun ini, Hari Pramuka jatuh pada hari Kamis, 14 Agustus 2025.
Hari Pramuka ke-64 Tahun 2025 mengusung tema' Kolaborasi untuk Membangun Ketahanan Bangsa'
Tema ini bertujuan untuk menekankan pentingnya Gerakan Pramuka dalam bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memperkuat ketahanan bangsa di tengah beragam tantangan, baik itu tantangan sosial, ekonomi, maupun lingkungan.
Namun apakah hari pramuka, 14 Agustus 2025 merupakan hari libur?
Penjelasan
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama tahun 2025, tanggal 14 Agustus tidak ditetapkan sebagai hari libur nasional ataupun cuti bersama.
Ini berarti, pada hari Kamis, 14 Agustus 2025, seluruh aktivitas sekolah, perkantoran, dan berbagai layanan publik akan berjalan seperti biasa.
Keputusan ini selaras dengan kebijakan pemerintah yang menetapkan hari libur nasional untuk hari besar keagamaan atau hari besar kenegaraan yang sangat krusial, seperti Hari Kemerdekaan RI.
Baca juga: 55 Link Twibbon Hari Pramuka ke-64 Tahun 2025 Desain Keren dan Gratis, Lengkap dengan Cara Buatnya
Tema Hari Pramuka ke-64 Tahun 2025
Mengutip dari laman pramuka.or.id, tema yang diusung pada peringatan Hari Pramuka tahun ini adalah “Kolaborasi untuk Membangun Ketahanan Bangsa”.
Tema ini memiliki makna mendalam yang menegaskan peran Gerakan Pramuka sebagai entitas yang tidak bekerja sendiri.
Pramuka diharapkan dapat berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai pihak untuk memperkuat ketahanan bangsa dalam menghadapi tantangan sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Tema ini mencerminkan Pramuka sebagai agen perubahan positif dan pilar kekuatan bangsa yang tetap relevan selama 64 tahun.
Makna Logo Hari Pramuka ke-64 Tahun 2025
Logo Hari Pramuka ke-64 Tahun 2025 memiliki visual yang dinamis dan penuh makna, yang dirancang untuk mencerminkan semangat kolaborasi, keinginan, dan ketahanan.
Elemen Utama Logo
Angka "64": Angka ini menjadi elemen utama dan dibuat menyerupai pita yang mengalir.
Desain ini memberikan kesan pergerakan yang dinamis dan modern, menegaskan bahwa Gerakan Pramuka adalah organisasi yang terus bergerak maju, beradaptasi, dan relevan dengan perkembangan zaman.
Bentuk pita yang tidak terputus melambangkan kontinuitas dan kesetiaan Pramuka dalam membina generasi muda selama lebih dari enam dekade.
Tulisan "PRAMUKA":
Kata "PRAMUKA" ditulis dengan huruf yang tegas dan kuat, menopang angka "64" sebagai elemen visual utama.
Warna Logo yang Penuh Makna
Logo ini memadukan tiga warna utama, masing-masing dengan makna simbolis:
- Merah: Melambangkan keberanian, semangat pantang menyerah, dan jiwa patriotisme anggota Pramuka untuk menghadapi tantangan, berkarya nyata, dan menjaga keutuhan NKRI.
- Putih: Melambangkan kesucian hati dan niat luhur Pramuka dalam membina generasi muda yang berkarakter, berintegritas, dan siap mengabdi.
- Hitam: Mewakili ketegasan, kekuatan, dan keteguhan prinsip Pramuka dalam menjalankan Dasa Darma dan Tri Satya.
Identitas Pramuka yang Terjaga
Meskipun memiliki desain modern, logo ini tetap mempertahankan identitas utama Gerakan Pramuka dengan menyertakan lambang Tunas Kelapa dan Fleur de Lys (lambang WOSM).
Keberadaan kedua lambang ini menjadi penanda kontinuitas identitas Pramuka yang kuat di tengah arus modernisasi.
Baca juga: Kata-kata Motivasi untuk Peringatan Hari Pramuka 2025, Lengkap dengan Sejarahnya
Sejarah Hari Pramuka

Pada masa penjajahan Belanda, gerakan kepanduan pertama kali muncul di Indonesia dengan nama Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO) pada tahun 1912.
Gerakan ini kemudian diikuti oleh lahirnya berbagai organisasi kepanduan lain yang berbasis agama, suku, dan nasionalisme.
Namun, pemerintah Hindia Belanda melarang penggunaan istilah padvinder (pemandu) untuk organisasi kepanduan di luar milik mereka.
Maka, para pemimpin gerakan kepanduan Indonesia mengganti istilah tersebut menjadi Pandu atau Kepanduan.
Pada masa pendudukan Jepang, semua organisasi kepanduan dilarang untuk beroperasi.
Setelah kemerdekaan, gerakan kepanduan kembali aktif.
Namun, jumlahnya yang terlalu banyak (lebih dari 100 organisasi) membuat persatuan sulit terwujud.
Para tokoh kepanduan Indonesia pun menyadari perlunya satu wadah tunggal untuk menyatukan semua gerakan.
Pada 9 Maret 1961, Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka.
Keputusan ini secara resmi membubarkan semua organisasi kepanduan yang ada dan menggantinya dengan satu organisasi baru bernama Gerakan Pramuka.
Pada tanggal 14 Agustus 1961, secara resmi Gerakan Pramuka diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia dalam sebuah acara besar.
Presiden Soekarno melantik Ketua Majelis Pimpinan Nasional (Mapinas), Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas), dan Ketua Kwartir Nasional Harian (Kwarnari) di Istana Negara.
Setelah pelantikan, acara dilanjutkan dengan pawai dan defile yang diikuti oleh sekitar 10.000 anggota Pramuka di Jakarta.
Momen inilah yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Pramuka.
Peresmian ini juga menandai diterimanya Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia dari Presiden Soekarno kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Ketua Kwarnas pertama, yang juga dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia.
(Tribunnews.com/Farra)
Artikel Lain Terkait Hari Pramuka
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.