Senin, 29 September 2025

Bendera One Piece

Immanuel Ebenezer Sebut Fenomena Bendera One Piece Cerminkan Aspirasi Anak Muda

Immanuel Ebenezer, angkat bicara mengenai polemik pengibaran bendera "One Piece" yang marak menjelang peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia.  

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
dok Kemenaker
BENDERA ONE PIECE - Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer di kantor Kemnaker, Jakarta, Jumat (28/2/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Immanuel Ebenezer, angkat bicara mengenai polemik pengibaran bendera "One Piece" yang marak menjelang peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia.  

Menurutnya, fenomena tersebut bukan sekadar tren budaya, melainkan simbol pencarian identitas dan idealisme anak muda yang patut didengar. 

Ia menilai bahwa nilai-nilai dalam serial anime Jepang tersebut, seperti perlawanan terhadap ketidakadilan, penolakan atas penindasan, serta solidaritas, justru memiliki kemiripan dengan kebijakan dan sikap Presiden Prabowo Subianto saat ini. 

“One Piece bukan sekadar kisah bajak laut mencari harta karun. Ceritanya sarat tentang perlawanan terhadap penindasan, keberanian melawan ketidakadilan, dan kesetiaan pada sahabat,” ujar Immanuel, dalam keterangannya, Rabu (6/8/2025). 

Lebih lanjut, Immanuel menyebut program-program unggulan Presiden Prabowo, seperti makan bergizi gratis dan pemberantasan korupsi, merupakan bentuk nyata kepedulian terhadap rakyat tertindas, sejalan dengan semangat tokoh utama One Piece, Luffy, yang selalu membela kelompok lemah dan melawan sistem korup. 

“Program makan bergizi gratis, misalnya, lahir dari ketidakmauan Prabowo melihat rakyatnya kelaparan, sama seperti Luffy yang selalu marah melihat rakyat menderita,” ucapnya. 

Ia juga menyinggung upaya pemerintahan Prabowo dalam menutup tambang-tambang ilegal, merebut kembali aset negara dari korporasi, serta menegakkan supremasi hukum.  

Menurutnya, langkah-langkah itu selaras dengan perjuangan kru Topi Jerami dalam melawan para penguasa zalim dalam cerita anime tersebut. 

Dalam pandangan Immanuel, semangat generasi muda yang mengibarkan bendera One Piece bukanlah bentuk perlawanan terhadap negara, melainkan ekspresi dari keresahan dan harapan akan keadilan sosial. 

“Anak muda yang mengibarkan simbol bajak laut itu bukan sedang menolak Merah Putih, tetapi sedang mencari simbol yang mereka rasa mewakili idealisme mereka: kebebasan, keadilan, dan solidaritas,” katanya. 

Dia mengajak pemerintah untuk tidak melihat fenomena ini dengan kecurigaan, tetapi dengan empati dan pendekatan yang bijak.  

Menurutnya, sikap represif hanya akan memperlebar jurang antara negara dan generasi mudanya. 

"Tentu, Merah Putih tetap sakral dan tak tergantikan. Itu simbol resmi bangsa dan pemersatu kita semua. Namun merespons fenomena ini dengan stigma atau ketakutan berlebihan hanya akan memperlebar jarak antara negara dan generasi mudanya,” katanya. 

Immanuel menegaskan bahwa semangat anak muda yang tercermin dalam simbol-simbol fiksi seperti One Piece bisa diarahkan untuk memperkuat semangat nasionalisme dan mendukung agenda-agenda besar negara. 

"Fenomena bendera One Piece ini bukan ancaman, tapi alarm sosial. Alarm yang mengingatkan kita bahwa nilai keadilan dan kebebasan tidak boleh absen dalam kebijakan negara,” tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan