Sekolah Rakyat
Kronologis 5 Siswa Sekolah Rakyat Temanggung Jateng Kabur dari Asrama, Mensos Sebut 2 Sudah Kembali
Lima orang siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas 16 Temanggung, Jawa Tengah, dikabarkan kabur dari asrama.
Penulis:
Fahdi Fahlevi
Editor:
Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lima orang siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas 16 Temanggung, Jawa Tengah, dikabarkan kabur atau meninggalkan asrama sekolah rakyat tanpa pamit.
Sekolah Rakyat adalah program pendidikan gratis berasrama yang digagas oleh pemerintah, khususnya Presiden Prabowo Subianto, untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan.
Baca juga: Tinggalkan Motor dan Buku Harian, Mahasiswi UNS asal Temanggung Diduga Akhiri Hidup di Bengawan Solo
Program ini ditujukan untuk anak-anak dari keluarga miskin ekstrem, yang terdata dalam Desil 1 dan 2 DTSEN (Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional).
Sekolah Rakyat bertujuan memberikan pendidikan berkualitas, pelatihan keterampilan, dan pembentukan karakter agar siswa dapat mandiri dan berdaya saing.
Lima siswa Sekolah Rakyat ini kabur dari asrama Sentra Terpadu Kartini Temanggung, sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Ibu kotanya juga bernama Temanggung.
Secara geografis, wilayah ini berada di antara dua gunung terkenal: Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, menjadikannya daerah yang berhawa sejuk dan subur. Jawa Tengah.
Kronologis Siswa Sekolah Rakyat Temanggung Kabur

Kepala Sentra Terpadu Kartini Temanggung Dewi Suhartini mengatakan Siswa yang kabur meninggalkan sekolah ini semuanya laki-laki.
SRMA 16 memiliki 125 siswa dengan rincian 69 perempuan dan 56 laki-laki.
Tiga siswa kabur pada Jumat (18/7/2025) malam dan dua lainnya melarikan diri pada Senin (21/7/2025) siang.
"Tiga siswa meninggalkan keluar tengah malam, melompati pagar. Hanya membawa badan," ungkapnya dikutip TribunJogja.
Mensos Pastikan 2 Orang Sudah Kembali
Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menanggapi kabar 5 siswa dari Sekolah Rakyat di Temanggung yang memilih kembali ke rumah.
Gus Ipul mengungkapkan dari lima siswa yang sempat meninggalkan asrama di Sekolah Rakyat Temanggung.
Dua di antaranya telah kembali, sementara tiga lainnya masih beradaptasi dan tetap dalam komunikasi dengan pihak sekolah dan orangtua.

"Di belakang mereka (siswa yang pulang) masih banyak yang mengantri calon siswa lain untuk masuk. Maka itu, kami akan prioritaskan mereka yang siap menggantikan," kata Gus Ipul melalui keterangan tertulis, Jumat (25/7/2025).
Gus Ipul menegaskan bahwa proses penerimaan siswa dilakukan secara terbuka dan melibatkan persetujuan orang tua.
"Semua anak yang sekolah di Sekolah Rakyat sudah melalui dialog. Setelah orang tuanya menyetujui, barulah diteruskan ke bupati untuk diusulkan menjadi siswa Sekolah Rakyat. Jadi tidak ada yang dipaksa," kata Gus Ipul.
“Kalau anaknya tidak kerasan dan orang tuanya sepakat untuk tidak melanjutkan, tentu kami tidak bisa memaksa," tambahnya.
Di sekolah rakyat, kata Gus Ipul, semua fasilitas diberikan kepada para siswa.
Selain mendapatkan tempat tidur sendiri, mereka juga mendapatkan almari sendiri untuk penyimpanan barang.
Semua fasilitas juga dicukupi, tidak hanya makan sehari tiga kali dan dua kali snack, para siswa juga diberikan peralatan mandi mulai sabun mandi, sampoo, pasta gigi, sikat gigi bahkan deterjen untuk cuci pakaian.
Gus Ipul juga mengakui bahwa program Sekolah Rakyat masih menghadapi sejumlah tantangan teknis.
Namun ia memastikan semua itu akan terus disempurnakan seiring waktu, didukung semangat tinggi dari para guru dan kepala sekolah.
Siswa Kabur Tidak Akan Diberikan Sanksi
Siswa yang kabur diberi kesempatan untuk kembali ke sekolah dan tidak akan disanksi.
Lima siswa di Sekolah Rakyat Menengah Atas 16 Temanggung meninggalkan lingkungan sekolah tanpa izin.
Kepala Sekolah Rakyat Menengah Atas 16 menjelaskan, setelah menemui orang tuanya, siswa yang meninggalkan asrama mengaku rindu dengan keluarga.
Pihak sekolah terus memberikan dorongan dan juga tenggat waktu agar anak tersebut kembali ke sekolah.
Sampai saat ini, dari lima siswa tersebut, dua di antaranya telah menyatakan akan kembali ke lingkungan sekolah.
Selanjutnya, kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah atau MPLS tetap berjalan seperti biasa.
Untuk mencegah tambahan siswa yang kabur, pihak sekolah akan memberi pendampingan psikologis guna mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.