Senin, 6 Oktober 2025

Apa Perbedaan Hari Puisi Indonesia 26 Juli dan Hari Puisi Nasional 28 April?

Berikut ini perbedaan Hari Puisi Indonesia yang diperingati 26 Juli dan Hari Puisi Nasional yang diperingati 28 April.

kemdikbud.go.id
HARI PUISI INDONESIA - Chairil Anwar, pelopor Angkatan 45 yang terkenal dengan puisi Aku. Berikut ini perbedaan Hari Puisi Indonesia yang diperingati 26 Juli dan Hari Puisi Nasional yang diperingati 28 April. Sama-sama mengenang Chairil Anwar. 

TRIBUNNEWS.COM - Apa perbedaan Hari Puisi Indonesia yang diperingati setiap tanggal 26 Juli dan Hari Puisi Nasional yang diperingati setiap 28 April? 

Salah satu peringatan tersebut terjadi di bulan ini, tepatnya Sabtu (26/7/2025), yakni Hari Puisi Indonesia.

Lantas, apa yang mendasari peringatan tersebut?

Dasar peringatan tersebut berkaitan dengan Chairil Anwar, seorang sastrawan legendaris Indonesia.

Tanggal 26 Juli merupakan hari kelahiran Chairil Anwar.

Pertama kali Hari Puisi Indonesia ditetapkan oleh Presiden Sastrawan Indonesia, Sutardji Calzoum Bachri, dan didampingi 40 sastrawan se-Indonesia di Anjungan Idrus Tintin, Pekanbaru, Riau, pada 22 November 2012.

Dilansir kemdikbud.go.id, Chairil Anwar terkenal sebagai penyair yang hidup dan matinya tidak dapat dilepaskan dari puisi Indonesia modern.

Sehingga, ia menjadi pelopor Angkatan 45 dalam Sastra Indonesia.

Dia lahir pada 26 Juli 1922 di Medan, Sumatra Utara. 

Sastrawan legenda tersebut wafat pada 28 April 1949 di Jakarta,

Untuk memperingati kematiannya, lahirlah Hari Puisi Nasional yang diperingati setiap tanggal 28 April.

Baca juga: Link Twibbon Hari Puisi Indonesia 26 Juli 2025, Perayaan Hari Kelahiran Sastrawan Chairil Anwar

Tanggal  28 April memiliki makna mendalam dalam sejarah sastra Indonesia karena pada hari itu kita mengenang sosok penyair yang dikenal dengan sebutan “Si Binatang Jalang”, dilansir dikdasmen.go.id.

Dia adalah sosok yang hidup dan matinya begitu terkait dengan sastra Indonesia modern.

Sajak-sajak terkenal Chairil Anwar itu terkumpul, antara lain di:

  • Deru Campur Debu (1949) yang diterbitkan oleh Penerbit Pembangunan, Opbuow, Jakarta
  • Kerikil Tajam dan Yang Terempas dan Yang Putus, (1949) yang diterbitkan oleh Pustaka Rakyat, Jakarta
  • Aku Ini Binatang Jalang (1986) yang diterbitkan oleh PT Gramedia, Jakarta

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved