Senin, 29 September 2025

Komunitas Ojek Online Minta Pemerintah Fokus pada Kesejahteraan Mitra

Ketua Presidium Koalisi Ojol Nasional (KON), Andi Kristiyanto, secara tegas menilai bahwa sejumlah tuntutan yang dibawa.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
DEMO OJEK DARING - Sejumlah pengemudi ojek daring (ojol) melakukan aksi demonstrasi di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Senin (21/7/2025). Dalam aksinya mereka menutut aplikator untuk menurunkan potongan komisi menjadi 10 persen dan juga mendesak pemerintah untuk menerbitkan UU Transportasi Online Indonesia. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah komunitas ojek online (ojol) menolak ikut serta dalam aksi unjuk rasa bertajuk Aksi Kebangkitan Jilid II Transportasi Online Nasional 217 yang digelar pada Senin (21/7/2025) di kawasan Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. 

Ketua Presidium Koalisi Ojol Nasional (KON), Andi Kristiyanto, secara tegas menilai bahwa sejumlah tuntutan yang dibawa tidak mencerminkan aspirasi luas para pengemudi ojol.

“KON tidak ikut serta dalam aksi unjuk rasa hari ini. Beberapa poin tuntutan aksi berbeda dan kami tetap menganggap bahwa tuntutan tersebut hanya mewakili segelintir ojol dan sarat dengan kepentingan pribadi atau golongan atau kelompok tertentu, serta ada indikasi muatan politis,” ujar Andi dalam keterangannya, Selasa (22/7/2025).

Penolakan serupa juga datang dari Forum Komunitas Driver Online Indonesia. 

Pimpinan forum tersebut, Rahman Thohir, menyebut bahwa tuntutan pengurangan potongan komisi dari aplikator tidak memiliki dasar yang kuat dan berpotensi merusak ekosistem transportasi online.

“Dalam KP 1001 tahun 2022 memang diatur potongan 20 persen itu. 15 persen potongan langsung dan 5 persen potongan tidak langsung untuk kesejahteraan mitra. Ada aplikator yang memang menerapkan ini berupa voucer swadaya. Nah kalau ini dihilangkan jadi 10 persen apakah ini ada lagi nanti?” ucap Rahman.

Rahman juga mengimbau agar para pengemudi fokus memantau realisasi potongan 5 persen yang ditujukan untuk kesejahteraan mitra, ketimbang menuntut pengurangan komisi secara sepihak.

“Kami mengimbau teman-teman lihat yang penerapan 5 persen ini apakah benar-benar dimanfaatkan untuk kesejahteraan mitra,” ujarnya.

Sebelumnya, aksi 217 diprakarsai oleh Ketua Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, yang mengklaim akan menghadirkan sekitar 50 ribu pengemudi ojol dari berbagai wilayah. 

Para peserta aksi melakukan offbid massal dengan cara mematikan aplikasi sebagai bentuk protes terhadap skema pembagian pendapatan yang dianggap merugikan driver.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan