Soal Logo Baru PSI: Prabowo Mengaku Sayang Gajah, Jokowi Sebut Lambang Pengetahuan-Kebijakan

Mantan Gubernur Jakarta itu berujar bahwa gajah merupakan lambang pengetahuan.

"Terakhir logo gajah. Logo gajah ini adalah lambang ilmu pengetahuan, artinya PSI adalah partai cerdas, kadernya adalah kader yang cerdas, anggota yang cerdas," ucap Jokowi.

Selain itu, sambungnya, gajah juga melambangkan kebijakan.

Akan tetapi, Jokowi menilai bahwa yang paling penting ialah gajah itu kuat dan besar.

"Gajah juga melambangkan, setahu saya selain ilmu pengetahuan juga kebijakan, tapi yang paling penting gajah itu kuat dan besar."

Atas dasar itu, Jokowi menegaskan bahwa dirinya akan mendukung penuh dan bekerja keras untuk partai yang dipimpin oleh Kaesang Pangarep.

"Oleh sebab itu, saya akan full mendukung PSI. Oleh sebab itu, saya akan bekerja keras untuk PSI," ungkapnya.

Makna Logo Baru PSI

Logo baru PSI bergambar gajah dengan dua warna, yaitu hitam dan merah.

Sementara latar belakang logo baru PSI berwarna putih.

Arti Logo Baru PSI

Dilansir unggahan Instagram PSI, berikut makna filosofis dari logo baru PSI yang berlambang gajah.

• Pertama, gajah sebagai simbol kekuatan, kesetiaan, kemakmuran, pengetahuan, dan kebijaksanaan.

Hal itu yang menjadi identitas dan semangat baru PSI untuk hadir makin dekat dan relevan, terus perjuangkan aspirasi demi Indonesia maju, adil, dan sejahtera.

• Kedua, optimisme meraih cita-cita besar.

Kepala gajah berwarna merah dengan belalai menggapai langit adalah wujud optimisme, berani bermimpi dengan tindakan nyata, terus berjuang meski rintangan menghadang.

• Ketiga, kekuatan solidaritas dan kesetiaan

Tubuh dan kaki gajah berwarna hitam menunjukkan kesetiaan dan solidaritas menjadi nilai utama di setiap langkah PSI.

Kekuatan ideologi menopang semangat solidaritas untuk terus perjuangkan yang terbaik.

• Keempat, cerdas dan tajam untuk kemajuan

Gajah sebagai simbol ilmu pengetahuan menjadi identitas baru PSI yang setiap gerak langkahnya dipersembahkan untuk kemajuan dan peradaban bangsa Indonesia.

(Tribunnews.com/Deni/Gilang)