Komisi X DPR Soroti Banyak Siswa SMP Tak Bisa Baca, Furtasan Ali: Indonesia Emas atau Cemas?
Furtasan menyebut merasa ironi, karena masih banyak anak sekolah kelas 1 SMP yang kebingungan saat diminta untuk menulis kalimat sederhana.
Penulis:
Rizki Sandi Saputra
Editor:
Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI Furtasan Ali Yusuf menyinggung soal realita anak-anak sekolah yang terjadi saat ini.
Kata dia, masih banyak siswa sekolah tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) saat ini tidak bisa membaca, menulis bahkan menghitung. Kondisi itu jelas-jelas menciptakan kekhawatiran bagi masa depan Indonesia.
Baca juga: Abdul Muti Sebut Putusan MK soal Sekolah Gratis Harus Dilaksanakan, tapi Ngobrol Dulu dengan Menkeu
Pernyataan itu disampaikan Furtasan saat rapat kerja (raker) antara Komisi X DPR RI dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti.
"Banyak di lapangan Pak Menteri, saya menemukan anak kelas 1 dan kelas 2 SMP, ini sampai sekarang belum bisa baca. Padahal capaian literasi di sini adalah mencapai 68 persen dan numerasi 66 persen. Termasuk juga numerasi masih rendah, saya melihat di lapangan," kata Furtasan dalam ruang rapat Komisi X DPR RI, Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/7/2025).
Furtasan bahkan menyebut, dirinya sampai melakukan kunjungan-kunjungan ke beberapa sekolah di daerah-daerah, termasuk Kabupaten Serang.
Dalam temuannya, Furtasan menyebut merasa ironi, karena masih banyak anak sekolah kelas 1 SMP yang kebingungan saat diminta untuk menulis kalimat sederhana.
"Ini fakta. Di Serang, kabupaten Serang, saya masuk ke kelas-kelas, ngecek, ngetes sekilas saja, suruh nulis Indonesia Raya, Indonesia Emas, Indonesia Masa Depan. Agak susah mereka. Itu baru kelas 1 SMP," kata Furtasan.
Terhadap hal tersebut, Furtasan mengaku sempat menanyakan kepada Kepala Sekolah yang bersangkutan.
Kepada dirinya, Kepala Sekolah menyebut kalau hal itu wajar terjadi, lantaran dalam kurikulum yang berlaku sebelumnya tidak mewajibkan setiap siswa bisa membaca dan menulis untuk naik kelas.
"Nah kenapa ini, saya coba bertanya, kenapa ini Pak Kepala Sekolah? Ternyata memang kurikulum yang kita kemarin terapkan itu, mengharuskan anak bisa baca atau tidak bisa baca tetap dinaikkan kelas," ucap dia.
Baca juga: Mendikdasmen Imbau Orang Tua Antar Anak Sekolah, Rano Karno Potong Tukin ASN Telat Ngantor
Kondisi ini dinilai legislator dari Fraksi NasDem tersebut menjadi satu tantangan besar bagi pemerintah di tengah target mencapai Indonesia Emas tahun 2045.
Menurut dia, apabila hal ini tidak segera tertangani maka bukan tidak mungkin yang terjadi adalah Indonesia Cemas bukan Indonesia Emas seperti cita-cita pemerintah.
"Nah ini tantangan tersendiri bagi kita semuanya, menjadi PR semuanya. Saya jujur aja, 2045 ini saya khawatir, bukannya emas malah cemas, kira-kira begitu," beber Furtasan.
"Karena anak-anak itu bagaimana dia memahami satu ilmu pengetahuan dan teknologi, sementara membaca saja dia kerepotan," tandas dia.
Isu Erick Thohir Bergeser Jadi Menpora, Komisi X DPR Serahkan Sepenuhnya ke Presiden Prabowo |
![]() |
---|
Komisi X DPR Belum Terima Informasi Pelantikan Erick Thohir Sebagai Menpora |
![]() |
---|
Pengakuan Roni, Kepsek di Prabumulih Viral usai Dicopot, Legawa Dimutasi Jadi Guru Biasa |
![]() |
---|
Kursi Menpora Kosong, HIPMI Jaya Usulkan Figur Muda dan Adaptif |
![]() |
---|
Alasan Kepsek di Prabumulih Dicopot, Disdik: Bukan Tegur Anak Wali Kota, Kalau Disebutkan Malu Dia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.