Senin, 29 September 2025

Prabowo Disambut Hangat di Brasil, Merah Putih Berkibar dan Diplomasi Dua Bahasa Warnai Pertemuan

Prabowo Subianto melakukan kunjungan kenegaraan ke Brasil dan bertemu dengan Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva.

Editor: Content Writer
Istimewa
KUNJUNGAN KENEGARAAN - Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva (kiri) dan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto (kanan) dalam pertemuan bilateral yang dihelat di Istana Palácio do Planalto, Brasil, pada Rabu (9/7/2025). Pertemuan ini membahas tentang kerja sama pangan, pertahanan, energi terbarukan, hingga teknologi. 

TRIBUNNEWS.COM - Suasana penuh khidmat menyambut kedatangan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, di halaman Istana Palácio do Planalto, Brasil, dalam rangka kunjungan kenegaraan untuk bertemu dengan Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva.

Prabowo tiba pukul 10.35 waktu setempat pada Rabu (9/7/2025), dengan disambut upacara militer penuh kehormatan yang dipimpin oleh Lula.

Prabowo yang mengenakan setelan jas biru tua dan peci hitam memberikan hormat sembari berjalan di tengah barisan Pasukan Kehormatan Brasil yang berjejer rapi menyambut kedatangannya.

Bendera Merah Putih pun dikibarkan berdampingan dengan bendera nasional Brasil, diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dikumandangkan secara khidmat.

Prabowo berdiri tegak di sisi Lula, memberikan penghormatan penuh, tidak hanya saat lagu Indonesia Raya, tetapi juga saat lagu kebangsaan Brasil dikumandangkan. Gestur ini mencerminkan penghormatan tinggi Prabowo terhadap mitra diplomatiknya dan nilai-nilai kenegaraan.

Setelah prosesi penyambutan selesai, kedua kepala negara memasuki istana, saling berjabat tangan, dan melakukan sesi foto bersama. Selanjutnya, keduanya berjalan berdampingan menuju area perkenalan delegasi dari masing-masing negara.

Delegasi Indonesia yang mendampingi Prabowo antara lain Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Perdagangan Budi Santoso, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Prof. Brian Yuliarto, Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Christiawan Nasir, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, dan Duta Besar RI untuk Brasil Edy Yusup.

Dari pihak Brasil, turut hadir jajaran tinggi pemerintahan, antara lain Menteri Luar Negeri Mauro Vieira, Menteri Pertanian Carlos Henrique Baqueta Fávaro, Menteri Pendidikan Camilo Santana, Menteri Pembangunan dan Bantuan Sosial José Wellington Barroso de Araújo Dias, Menteri Lingkungan Hidup Marina Silva, serta Penasihat Presiden Celso Amorim. Hadir pula Presiden COP 30 André Aranha Corrêa do Lago dan Duta Besar Brasil untuk Indonesia George Prata.

Kunjungan ini semakin bermakna dengan adanya parade drumband dan Pasukan Berkuda Brasil yang secara megah mengibarkan bendera Indonesia di balkon istana kepresidenan, menciptakan momen simbolis yang mempererat hubungan persahabatan antara kedua negara yang tergabung dalam G20 dan BRICS.

Baca juga: Prabowo Undang Presiden Brasil Lula Rayakan Ulang Tahun ke-80 di Jakarta

Di ujung pertemuan bilateral ini, tercipta suasana hangat ketika kedua kepala negara ini menyampaikan pernyataan bersama.

Di akhir sambutannya, Lula menyelipkan kata penutup dalam bahasa Indonesia: “Terima kasih.” Sontak, ucapan itu menarik perhatian hadirin. Sapaan sederhana itu menjadi gestur penghargaan terhadap budaya tamunya dari Asia Tenggara.

Prabowo, tak lama setelahnya, membalas dengan gaya yang serupa. Ia menutup pidatonya dengan satu kata dalam bahasa yang digunakan di Brasil: “Obrigado,” yang berarti terima kasih.

Dua kata, masing-masing berasal dari Indonesia dan Brasil, merepresentasikan makna yang melampaui sekadar ungkapan sopan santun. Kata-kata tersebut menjadi simbol kesetaraan, saling menghormati, serta komitmen tulus untuk memperkuat hubungan antara dua negara demokrasi terkemuka di belahan selatan dunia.

Momen ini menjadi penutup manis dari serangkaian pembahasan serius yang mencakup kerja sama pangan, pertahanan, energi terbarukan, hingga teknologi. Tapi justru lewat ungkapan sederhana itulah, publik menangkap kedekatan personal dua pemimpin negara yang berbeda budaya namun sevisi.

Di tengah suasana diplomasi yang sering kali bersifat kaku dan penuh protokol, ungkapan sederhana seperti “Terima kasih” dan “Obrigado” menjadi pengingat bahwa hubungan antarbangsa turut terjalin melalui sentuhan pribadi yang hangat. (*)

Baca juga: Prabowo-Lula Sepakat Dorong Reformasi PBB dan Kolaborasi Energi Pertanian

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan