Wawancara Eksklusif
VIDEO WAWANCARA EKSKLUSIF Novel Baswedan Soal Dugaan Manipulasi Batubara: Itu Perbuatan Jahat
"Kami tidak punya kewenangan penindakan atau penyidikan. Oleh karena itu dalam bekerja kami dengan cara bekerjasama dengan kementerian lembaga."
Editor:
Srihandriatmo Malau
Meski begitu, Novel tak menyebutkan secara rinci Kementerian dan Lembaga mana yang dimaksudnya.
"Dan karena kami gak diberikan kewenangan, maka pola pekerjanya pun kami bekerjasama dengan asosiasi barang kali atau pihak-pihak pengawasan eksternal. Bisa juga informasi dari masyarakat terkait dengan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan kalau sekarang bicara penerimaan negara," ungkapnya.
Padahal, kata mantan Penyidik KPK itu, pihaknya bekerja berdasarkan pencegahan dan antisipasi yang nantinya bisa mendeteksi penerimaan negara yang kurang optimal dan bisa memberikan rekomendasi.
"Maka yang kita lakukan adalah deteksi, Kita melakukan kajian-kajian, terus kita melakukan aksi dan beberapa membuat rekomendasi, serta melakukan monitoring apakah rekomendasi itu dilaksanakan," jelasnya.
"Rekomendasi itu nanti akan dibuat, ditandatangani oleh Pak Kapolri, disampaikan kepada pimpinan Kementerian atau Lembaga, yang terkait dengan rekomendasi itu, dan juga, apa namanya, ditembuskan kepada Pak Presiden," tuturnya.
Lalu masalah lainnya, kata Novel, tak hanya terjadi di satu kementerian atau lembaga, melainkan koordinasi antar kementerian yang kurang optimal.
"Kita seringkali melihat ada persoalan bagaimana antar kementerian dan lembaga koordinasinya kurang optimal. Sehingga permasalahan terkait dengan penerimaan negara menjadi persoalan. Terutama terkait dengan masalah regulasi," tuturnya.
Potensi Penerimaan Negara Paling Banyak Hilang di Bea Cukai
Novel Baswedan lebih lanjut menyebut lembaga yang berpotensi banyak menghilangkan penerimaan negara yakni Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Awalnya, Novel ditanya apakah Ditjen Bea dan Cukai merupakan instansi yang tidak kooperatif dengan Satgasus Optimalisasi Penerimaan Negara.
"Ya ya, Memang Bea Cukai ini challenging. Karena kalau kita lihat, potensi penerimaan yang banyak hilang itu salah satunya di Bea Cukai dan Bea Cukai itu bayangkan, kita bukan hanya bicara penerimaan negara, tapi kedaulatan," kata Novel.
Bea dan Cukai, kata Novel, merupakan lembaga yang terkait dengan upaya negara untuk membatasi hingga upaya negara untuk melarang barang-barang tertentu masuk.
"Kalau pengawasannya itu tidak dilakukan dengan baik, atau tugas-tugas kewajibannya tidak dilakukan dengan baik, maka dampaknya kedaulatan ini nggak akan tercapai," tuturnya.

Dia mencontohkan dalam sektor pangan misalnya. Ketika petani di Indonesia sedang panen, sejatinya tidak dilakukan impor. Namun, yang ditemukan malah sebaliknya.
"Itu biasanya ilegal itu, ada yang benar-benar ilegal, ada yang kongkalikong dengan pejabat terkait. Nah ini yang persoalan," ucapnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.