Senin, 29 September 2025

HUT Bhayangkara 2025

Haidar Alwi: Kapolri Jenderal Listyo Sigit Teladan Bhayangkara Sejati

Sejak awal menjabat, Jenderal Listyo Sigit membawa semangat baru: membumikan Polri, memanusiakan hukum, dan mengembalikan marwah institusi

Penulis: Erik S
Editor: Eko Sutriyanto
ist
BHAYANGKARA SEJATI - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dengan Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi. Haidar Alwi menilai, Jenderal Listyo merupakan Kapolri terbaik pascareformasi. Bukan hanya karena ketegasannya menindak kejahatan, tapi juga karena kemampuannya mengubah wajah Polri menjadi institusi yang dekat dengan rakyat, berperan aktif dalam ketahanan pangan dan tampil sebagai garda terdepan dalam pembangunan nasional 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi menilai, Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah membuktikan dirinya sebagai Kapolri terbaik pasca-reformasi.

Bukan hanya karena ketegasannya menindak kejahatan, tapi juga karena kemampuannya mengubah wajah Polri menjadi institusi yang dekat dengan rakyat, berperan aktif dalam ketahanan pangan dan tampil sebagai garda terdepan dalam pembangunan nasional.

"Pidato Presiden Terpilih Prabowo Subianto dalam Hari Bhayangkara ke-78 hanyalah bukti formal dari pengakuan yang telah lama tumbuh di tengah masyarakat Indonesia," kata R Haidar Alwi, Selasa (1/7/2025).

"Pernyataan itu bukan basa-basi. Itu adalah pengakuan dari seorang negarawan terhadap rekam jejak luar biasa seorang kepala lembaga negara yang telah bekerja melampaui ekspektasi publik," imbuhnya.

Menurutnya, sudah terlalu sering bangsa ini kecewa pada pemimpin yang hanya pintar membuat slogan, tapi gagal mewujudkan perubahan nyata. Namun, Jenderal Listyo Sigit Prabowo membalik semua asumsi itu. 

Baca juga: Haidar Alwi: Peringkat Polri di Indeks Kepolisian Dunia Naik 21 Peringkat dari Tahun 2016 ke 2023

Sejak awal menjabat, ia membawa semangat baru: membumikan Polri, memanusiakan hukum, dan mengembalikan marwah institusi yang sebelumnya dirundung krisis kepercayaan publik.

Slogan PRESISI yang diperkenalkannya, Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan, tidak berhenti sebagai konsep di atas kertas. Di bawah kepemimpinannya, slogan itu menjelma menjadi langkah konkret yang bisa dilihat, dirasakan, dan diukur: dari pembentukan Polisi RW untuk menjangkau warga hingga pelosok, transformasi digital pelayanan publik, hingga penindakan tanpa pandang bulu terhadap anggota Polri yang menyimpang.

"Namun yang lebih penting, Jenderal Listyo Sigit mengangkat martabat Polri dengan mendekatkan aparat kepada penderitaan rakyat. Ia membongkar persepsi bahwa polisi hanya bertugas menilang atau berjaga. Di tangannya, polisi turun tangan dalam program pangan, gizi, kemanusiaan, pendidikan, bahkan menjadi penggerak pembangunan," tutur R Haidar Alwi.

Reformasi takkan berarti jika tidak diiringi dengan keberanian untuk mengambil risiko. Jenderal Listyo Sigit telah menunjukkan bahwa ia tidak takut pada tekanan politik, tidak gentar menghadapi opini publik, dan tidak segan menindak anak buahnya sendiri ketika terbukti melanggar hukum atau etika.

"Kasus Irjen Ferdy Sambo adalah salah satu bukti ketegasannya. Jenderal aktif ditangkap, dimutasi, diadili. Bukan hal mudah di institusi sekelas Polri. Tapi Kapolri tetap berdiri tegak di atas kebenaran. Ia menunjukkan bahwa hukum adalah panglima, bukan jabatan, bukan bintang di pundak," ungkap R Haidar Alwi.


Lebih dari itu, Jenderal Listyo Sigit menginisiasi pembentukan Desk Anti-Korupsi, menguatkan peran Polri dalam pencegahan kejahatan keuangan negara, dan menjalin sinergi nyata dengan KPK dan kejaksaan. Di banyak daerah, Polda dan Polres di bawah arahannya berhasil membongkar praktik-praktik korupsi di lingkungan pemda, mafia tanah, dan proyek-proyek fiktif. Ia tidak hanya membersihkan luar, tapi juga membersihkan dalam.

Kapolri juga berani membuka ruang partisipasi sipil: dari pengawasan publik terhadap pelayanan, hingga kemitraan dengan kelompok masyarakat sipil untuk edukasi hukum. Ini menunjukkan bahwa ia paham bahwa ketegasan hukum harus dibarengi dengan pendekatan humanis. Di tangannya, Polri bukan hanya represif, tapi juga preventif dan edukatif.

"Yang membuat Jenderal Listyo Sigit istimewa adalah kapasitas strategisnya dalam menghubungkan keamanan dengan kedaulatan ekonomi nasional. Di masa kepemimpinannya, Polri menjadi bagian dari solusi krisis pangan, krisis lingkungan, dan krisis ketahanan nasional," jelas R Haidar Alwi.

Kapolri turut mengawal program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang merupakan program besar pemerintah. Ia memulai pembangunan Satuan Pemenuhan Pangan Gizi (SPPG) di berbagai daerah. Saat ini, 12 dapur gizi sudah aktif, 24 dimulai di Jawa Tengah, dan total 118 SPPG akan hadir di seluruh Indonesia. Peran Polri dalam program ini adalah pengawalan, pelaksanaan, dan partisipasi langsung di lapangan.

Di bidang ketahanan pangan, Polri di bawah kepemimpinannya juga mencetak sejarah. Produksi jagung nasional tahun ini adalah yang tertinggi dalam sejarah Republik Indonesia, dan peran aktif Polri dalam pertanian rakyat diakui langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dalam pidatonya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan