Ulang Tahun Sat-81 Kopassus: Sejarah Luhut Komandan, Prabowo Wakil, Elitenya Pasukan Elite Dibentuk
Hari ini 43 tahun yang lalu Satuan 81 Kopassus atau Sat 81 Antiteror dibentuk 30 Juni 1982, dulu komandannya Luhut Binsar dan wakilnya Prabowo
TRIBUNNEWS.COM - Hari ini 43 tahun yang lalu, Detasemen Khusus 81 atau Satuan 81 Kopassus atau Sat 81/Penanggulangan Terorisme (Satuan Gultor 81) di bawah Komando Pasukan Khusus (Kopassus) resmi dibentuk.
30 Juni 1982 menjadi sejarah bagi TNI Angkatan Darat dikenal sebagai ujung tombak dalam operasi antiterorisme di Indonesia, dengan reputasi yang disegani baik di dalam negeri maupun dunia internasional.
Dengan motto yang mencerminkan kecepatan, ketepatan, dan kerahasiaan, Satuan 81 terus menjaga keamanan Indonesia dari ancaman terorisme.
Satuan 81 Kopassus lahir dari kebutuhan mendesak untuk menghadapi ancaman terorisme yang meningkat pada era 1970-an hingga 1980-an.
Peristiwa pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla pada 31 Maret 1981 di Thailand menjadi titik balik yang menunjukkan perlunya satuan khusus antiteror di Indonesia.

Keberhasilan Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha, cikal bakal Kopassus) dalam membebaskan sandera pada peristiwa tersebut menjadi cikal bakal pembentukan Satuan 81.
Berdasarkan analisis intelijen atas eskalasi jaringan terorisme internasional, Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) ABRI saat itu, Letnan Jenderal TNI L.B. Moerdani, menginisiasi pembentukan satuan baru.
Pada 30 Juni 1982, melalui Surat Keputusan nomor SKEP/4/VI/1982, Satuan Anti Teror Detasemen 81 (Den-81) Kopassandha resmi berdiri sebagai satuan antiteror pertama di Indonesia.
Komandan pertama satuan ini adalah Mayor Inf. Luhut Binsar Panjaitan, dengan Kapten Inf. Prabowo Subianto sebagai wakilnya.
Keduanya diutus ke GSG-9 (Grenzschutzgruppe-9) Jerman untuk mempelajari teknik penanggulangan teror, sebelum kembali ke Indonesia untuk menyeleksi dan melatih prajurit Kopassandha yang akan bergabung ke Den-81.
Perjalanan dan Transformasi Satuan
Baca juga: 5 Fakta Viral Perwira TNI AL Dikeroyok 6 Preman di Malang: Pemicu hingga Respons Mabes TNI
Sejak berdiri, Satuan 81 telah mengalami beberapa transformasi.
Pada periode 1995–2001, Den-81 dimekarkan menjadi Grup-5/Anti Teror di bawah Kopassus.
Kemudian, pada 6 Juni 2001, melalui Keputusan nomor KEP/12/VI/2001, satuan ini berubah menjadi SAT-81 Gultor Kopassus, dan kini dikenal sebagai Satuan 81 Kopassus.
Istilah “Gultor” (Penanggulangan Terorisme) sendiri dihilangkan beberapa tahun terakhir karena kualifikasi satuan ini telah melampaui sekadar penanggulangan teror, mencakup operasi khusus seperti pengintaian, aksi langsung, dan operasi rahasia lainnya.
Satuan 81 berbasis di Cijantung, Jakarta Timur, dan terdiri dari prajurit terbaik yang diseleksi dari anggota Kopassus dengan pengalaman dinas minimal dua tahun.
Proses seleksi dan pelatihan dilakukan di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus) di Batujajar, Jawa Barat.
Pelatihan ini mencakup berbagai kemampuan, seperti pertempuran jarak dekat, perang kota, teknik gerilya, selam militer, hingga antiterorisme, yang berlangsung selama sekitar tujuh bulan dan terbagi dalam tiga tahap: pelatihan dasar, latihan di hutan dan pegunungan, serta latihan di rawa dan laut.

Prestasi dan Peran di Panggung Dunia
Satuan 81 dikenal sebagai salah satu pasukan khusus paling progresif di dunia.
Mereka menjadi unit kedua di dunia setelah GSG-9 Jerman yang menggunakan senapan serbu HK MP-5 dan produk Heckler & Koch lainnya.
Selain itu, Satuan 81 juga menjadi pelopor penggunaan PETN sebagai bahan peledak alternatif selain C-4 dan Semtek, menunjukkan inovasi dalam teknologi militer mereka.
Satuan ini telah terlibat dalam berbagai operasi rahasia, baik di dalam maupun luar negeri.
Salah satu operasi terkenal adalah pengejaran teroris seperti Noordin M. Top, yang menunjukkan kemampuan mereka dalam operasi intelijen dan aksi langsung.
Selain itu, Satuan 81 juga berperan dalam patroli intai jarak jauh di perbatasan, seperti di Kalimantan Timur, serta mendukung operasi kemanusiaan dan keamanan VVIP.
Jenis senjata yang digunakan Sat Gultor 81 ialah Minimi 5,56 mm, MP5 9 mm, Uzi 9 mm, Beretta 9 mm, SIG Sauer 9 mm, dan beberapa jenis lagi seperti sniper tidak terdeteksi.
(Tribunnews.com/ Chrysnha)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.