Prakiraan Cuaca
Prakiraan Cuaca BMKG Seminggu ke Depan 24–30 Juni 2025: Bali Waspada Angin Kencang dan Hujan Sedang
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca untuk periode 24 hingga 30 Juni 2025.
TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca untuk periode 24 hingga 30 Juni 2025.
Meskipun sebagian wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau, potensi cuaca ekstrem masih cukup tinggi dan perlu diwaspadai oleh masyarakat.
Menurut BMKG, beberapa wilayah akan mengalami hujan ringan hingga lebat dan angin kencang.
Prakiraan Cuaca Seminggu ke Depan 24-30 Juni 2025
1. Periode 24-26 Juni 2025
Kondisi cuaca umumnya cerah berawan hingga hujan ringan, namun hujan sedang hingga lebat berpotensi terjadi di sejumlah wilayah.
Wilayah berpotensi hujan sedang:
Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua.
Peringatan Dini:
- Siaga hujan lebat: Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Maluku, Papua Selatan.
- Angin kencang: Bali, NTB, NTT, Maluku, Papua Selatan.
Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG Jawa Tengah Besok Selasa 24 Juni 2025: 7 Wilayah Potensi Hujan, Lainnya Berawan
2. Periode 27-30 Juni 2025
Secara umum masih didominasi cuaca cerah berawan hingga hujan ringan, tetapi tetap terdapat potensi hujan sedang di wilayah:
Sumatera Selatan, Jawa (bagian barat hingga timur), Bali, NTB, Kalimantan, Maluku Utara, Papua.
Peringatan Dini:
- Siaga hujan lebat: Maluku, Papua Tengah, Papua Selatan.
- Angin kencang: Bali, NTB, NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua Selatan.
Musim Kemarau Datang, Hujan Ekstrem Masih Terjadi
Hingga pertengahan Juni 2025, sekitar 25 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau.
Namun, curah hujan ekstrem masih tercatat di berbagai wilayah, khususnya Indonesia bagian timur.
Contohnya, hujan lebih dari 150 mm/hari tercatat pada:
- 18 Juni: Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (224,5 mm),
- 21 Juni: Kota Ambon, Maluku (213,0 mm),
- 21 Juni: Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara (188,0 mm).
Cuaca basah ini disebabkan oleh kombinasi kondisi atmosfer lokal dan keterlambatan peralihan musim.
Tingginya kandungan uap air di Indonesia bagian selatan memperbesar peluang terjadinya hujan lebat di berbagai wilayah, termasuk daerah yang sudah seharusnya memasuki musim kering.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.