Prabowo: Sebagai Mantan Tentara Saya Memahami Nilai Perdamaian
Prabowo Subianto menyampaikan dialog dan rekonsiliasi jauh lebih berharga daripada konflik bersenjata. Pengalaman militer semakin menambah keyakinanya
Penulis:
Taufik Ismail
Editor:
Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menyampaikan dialog dan rekonsiliasi jauh lebih berharga daripada konflik bersenjata.
Menurut Presiden Prabowo Subianto, pengalaman militernya semakin menambah keyakinan tersebut.
Hal itu disampaikan Presiden dalam sesi tanya jawab di Forum Ekonomi Internasional St Petersburg (SPIEF) 2025, Jumat (20/6/2025).
“Saya adalah mantan tentara. Sebagai mantan tentara, saya sangat memahami nilai dari perdamaian dan rekonsiliasi,” ujar Prabowo.
Pernyataan ini disampaikan saat moderator bertanya tentang pandangannya dalam menghadapi musuh melalui perundingan, alih-alih konfrontasi terbuka.
Baca juga: Tak Hadiri Forum KTT G7, Presiden Prabowo: Saya Sudah Komitmen Hadir di SPIEF 2025
Prabowo lalu mengangkat sosok Nelson Mandela sebagai inspirasi utama dalam pendekatannya terhadap lawan politik maupun konflik masa lalu.
“Kebesaran Nelson Mandela adalah bahwa ketika ia keluar dari penjara, ia bekerja untuk rekonsiliasi dengan musuh-musuh lamanya. Inilah keagungan Nelson Mandela. Dan itu pula yang saya coba terapkan dalam politik dalam negeri saya," katanya.
Ia mencontohkan rekonsiliasi nyata yang dilakukan dalam konteks domestik Indonesia, khususnya terkait konflik Aceh.
Baca juga: Prabowo: Indonesia Ingin Kolaborasi untuk Kemakmuran, Bukan Cari Bantuan
Prabowo mengungkap bahwa mantan komandan Tentara Pembebasan Aceh yang dulu memerangi negara selama lebih dari dua dekade kini justru menjadi bagian dari partainya dan menjabat sebagai Gubernur Aceh.
“Bayangkan, mantan komandan Tentara Pembebasan Aceh, yang dulu memerangi kami selama lebih dari 25 tahun, kini bergabung dengan partai politik saya. Dia sekarang menjadi anggota partai saya. Dan kini, ia menjabat sebagai Gubernur Aceh, sementara saya Presiden Indonesia.”
“Ini menunjukkan bahwa mantan musuh bisa bersatu kembali. Dan saya pikir ini adalah pelajaran dari Nelson Mandela," katanya.
Lebih lanjut, Prabowo mengungkapkan prinsip dasarnya dalam melihat penyelesaian konflik, baik dalam negeri maupun global.
“Sebagai mantan tentara, saya selalu berusaha, bahkan sejak dulu. Berunding, berunding, dan terus berunding," katanya.
“Lebih baik berbicara daripada saling membunuh. Itulah posisi saya. Selalu bicara. Selalu negosiasi," pungkasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.