Indonesia Masuk Tiga Lempeng Tektonik, Guru Besar UBL: Medan Ujian Nasional Kesiapsiagaan
Universitas Budi Luhur mengukuhkan Prof. Dr. Ir. Arief Wibowo, M.Kom sebagai Guru Besar dalam bidang Sistem Cerdas untuk Krisis dan Kebencanaan.
Penulis:
Fahdi Fahlevi
Editor:
Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Universitas Budi Luhur mengukuhkan Prof. Dr. Ir. Arief Wibowo, M.Kom sebagai Guru Besar dalam bidang Sistem Cerdas untuk Krisis dan Kebencanaan.
Dalam pidato ilmiahnya, Prof. Arief menyoroti fakta geologis bahwa Indonesia berada di pertemuan tiga lempeng tektonik aktif, berpadu dengan iklim tropis yang ekstrem dan keragaman sosial yang tinggi.
"Kondisi ini menjadikan Indonesia sebagai laboratorium alami risiko bencana, namun sekaligus medan ujian besar bagi kesiapsiagaan nasional," kata Prof Arief melalui keterangan tertulis, Jumat (13/6/2025).
Dalam paparannya, Prof. Arief menekankan bahwa bencana adalah fenomena kompleks yang tidak bisa ditangani oleh satu disiplin ilmu saja.
Bahkan teknologi canggih seperti sistem prediksi AI dan pemantauan geospasial bisa gagal jika tidak mempertimbangkan realitas sosial masyarakat yang terdampak.
Meski begitu, dunia akademik masih terjebak dalam sekat-sekat disiplin.
"Masih jarang ditemukan ruang kolaboratif yang mempertemukan bahasa antara peneliti teknologi informasi dan peneliti sosial, atau antara perencana kota dan psikolog komunitas," katanya.
Untuk itu, Prof. Arief mengajukan seruan akademik nasional untuk penguatan riset kolaboratif lintas disiplin.
"Sebagai seorang dosen yang berlatar belakang pendidikan TI, awalnya saya merasa bahwa teknologi adalah yang terpenting, namun semua pemikiran itu terbantahkan karena akhirnya saya menyadari bahwa ilmu TI hanyalah salah satu pilar yang mengisi ruas-ruas dan syaraf serta membran otak yang menjadikan kita sebagai manusia yang memiliki akal dan pikiran,” ujar Prof. Arief.
Rektor Universitas Budi Luhur, Prof. Dr. Agus Setyo Budi, berharap Prof Arief lebih giat lagi dalam meneliti.
Serta dalam menghasilkan karya-karya yang akan datang.
"Selain itu Bapak, Ibu, karena tagline kita itu adalah menghasilkan Mahasiswa yang tidak hanya cerdas, namun Berbudi Luhur. Tentunya Prof. Arief Wibowo, juga memiliki tanggung jawab untuk membantu amanah itu, yaitu untuk selalu bersikap Budi Luhur, menjaga sikap, menjaga tutur kata, dan selalu mengayomi teman-teman semua," ujarnya.
Pidato ilmiah Prof. Arief ini membuka cakrawala baru mengenai peran sistem cerdas yang bersifat inklusif dan adaptif, yang tidak hanya mengandalkan kekuatan algoritma, tetapi juga memahami konteks sosial, budaya, dan kelembagaan.
Dengan dikukuhkannya Prof. Arief sebagai Guru Besar, Universitas Budi Luhur memperkuat komitmennya dalam mendorong riset-riset multidisiplin yang berdampak langsung pada masyarakat, serta mencetak generasi akademisi yang siap menghadapi kompleksitas dunia nyata dengan solusi berbasis kolaborasi lintas ilmu.
Ucapan selamat tidak luput disampaikan untuk Prof. Arief, antara lain dari: Prof. Dr. Syamsul Maarif, M.Si (Kepala BNPB RI Pertama), Dr. Abdul Haris Achadi, SH, DESS. ( Sestama Basarnas), Kheriawan, MM ( Kepala Pusdiklat PB), Prof. Dr. Amilin., S.E., S.H., M.Si (Komisioner BNSP Sektor Pendidikan Guru Besar FEB UIN Jakarta, Ir. Mukti Ali, S.T., M.T., Ph.D., IPU (Presiden Konsorsium Forum LSP P1 PT Indonesia. Saka Sar Nasional dan Acharya Institutes Juga tak lupa memberikan ucapan selamat kepada Prof. Arief atas Pengukuhannya.
Guru Besar UNM Prof Harris Sebut Sekolah Rakyat Jadi Pemutus Kemiskinan Antargenerasi |
![]() |
---|
Rizki Briandana: Nasionalisme Harus Dikelola dengan Pendekatan Komunikasi yang Relevan dengan Zaman |
![]() |
---|
Ganjar Razuni Dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Politik, Hendrik Yoku: Menginspirasi Generasi Muda |
![]() |
---|
Di Depan Para Guru Besar, Anggota DPR Singgung Kasus Kekerasan Seksual Oknum Profesor Unsoed |
![]() |
---|
Di Depan Rismon, Mantan Dewan Guru Besar UGM Berani Jamin Ijazah Jokowi Asli: Saya Punya Datanya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.