Senin, 29 September 2025

Prabowo: Bangsa Waras Tak Ingin Perang Tapi Harus Siap Menghadapinya

Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya penguasaan teknologi dan kesiapan militer di tengah ketidakpastian global.

|
Dok. Sekretariat Presiden
INDO DEFENCE 2025 - Presiden RI Prabowo Subianto saat mengucapkan selamat Natal dan Tahun Baru 2025, Rabu (25/12/2024). Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya penguasaan teknologi dan kesiapan militer di tengah ketidakpastian global. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan bahwa perang bukanlah pilihan yang diinginkan oleh bangsa yang beradab. 

Namun, kesiapsiagaan pertahanan tetap menjadi syarat mutlak bagi bangsa yang ingin menjaga kedaulatannya.

Hal itu disampaikan Prabowo saat membuka Indo Defence Expo and Forum di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (11/6/2025). 

Prabowo mengungkap pentingnya penguasaan teknologi dan kesiapan militer di tengah ketidakpastian global.

“Tidak ada bangsa yang waras yang menghendaki perang. Perang adalah kegiatan manusia yang destruktif, menimbulkan kehancuran. Tapi sejarah mengajarkan kita, bangsa yang tidak mau investasi terhadap pertahanannya sendiri, biasanya kehilangan kedaulatannya,” ujar Prabowo.

Menurutnya, bangsa Indonesia harus belajar dari sejarah masa lalu saat penjajahan.

Ratusan tahun lamanya, rakyat Indonesia hidup dalam tekanan, kekayaannya dirampas, dan budayanya dipinggirkan. 

Oleh sebab itu, kata Prabowo, pertahanan adalah pilar utama dalam menjaga kemerdekaan dan kesejahteraan.

“Kita cinta damai, tapi lebih cinta kemerdekaan. Kita akan hormat kepada semua bangsa, tapi kita tidak mau disuruh-suruh oleh siapa pun. Kalau terpaksa, kita akan lawan. Lebih baik kita mati daripada dijajah kembali,” tegasnya

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.203: Kyiv Hadapi Serangan Terbesar Sejak Perang Dimulai

Prabowo juga menyinggung soal kekayaan Indonesia yang dulu dieksploitasi selama masa kolonial. 

Ia menyebut, berdasarkan riset terbaru, total kekayaan yang diambil Belanda selama menjajah Indonesia setara dengan Rp31 triliun USD atau sekitar 140 kali APBN Indonesia saat ini.

“Kalau kita bisa jaga kekayaan kita sejak dulu, mungkin saat ini GDP per kapita kita termasuk yang tertinggi di dunia. Itulah pentingnya kekuatan nasional dan pertahanan yang solid," pungkasnya.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan