Selasa, 7 Oktober 2025

PSI Gelar Pemilu Raya

Jokowi Sudah di Puncak Piramida Politik, Apa Masih Perlu Jadi Ketua Umum PSI?

Kata pengamat soal nama Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dikaitkan sebagai bakal calon Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Setpres
JOKOWI - Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan pernyataannya terkait di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada 2 Agustus 2021. Jokowi disebut telah menduduki puncak karier politik di Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM - Nama Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dikaitkan sebagai bakal calon Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Lantas, masih perlukah Jokowi menjabat ketua umum partai politik setelah menuntaskan dua periode kepemimpan sebagai Presiden RI?

Pengamat psikologi politik dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Moh Abdul Hakim menilai wacana Jokowi menjadi kandidat Ketua Umum PSI memang perlu dipertimbangkan dengan matang.

"Kita bisa menimbang-nimbang ya sebenarnya siapa yang paling butuh apakah partainya atau Pak Jokowinya. Kalau kita melihat dari PSI, nampaknya bandul kepentingannya lebih besar di PSI, PSI yang lebih butuh Pak Jokowi daripada Pak Jokowi membutuhkan PSI," ungkap Hakim dalam talkshow Overview Tribunnews, Rabu (4/6/2025).

Tetapi, jika mempertimbangkan faktor politik lainnya, maka terdapat kompleksitas. 

Hakim menilai walaupun Jokowi sudah menjabat dua periode dan tidak bisa lagi menjadi presiden, namun mungkin ada kepentingan lain yang bisa terakomodasi ketika menjadi pimpinan partai. 

"Jadi kalau saya melihat secara umum soal wacana Pak Jokowi menjadi pemimpin PSI, pertanyaannya tinggal apa yang bisa ditawarkan PSI? Sebuah partai kecil yang belum masuk parlemen, kepada seorang Jokowi yang sudah dua kali menjadi presiden dan sampai saat ini masih memiliki tingkat dukungan yang sangat kuat di masyarakat," jelas Hakim.

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep (kiri) dan Calon Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto (kanan) di atas panggung perayaan HUT Ke-9 PSI di Stadion Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (9/12/2023). Dalam perayaan itu, Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep menyampaikan 9 program yang akan diperjuangkan jika menang di Pemilu 2024. Hadir juga Calon Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto yang menyampaikan pesannya bahwa PSI semakin berkembang setelah dipimpin Kaesang. Dalam acara HUT PSI, turut menghibur sejumlah pesohor seperti Alffy Rev dan Obbie?&?Friends. TRIBUNNEWS/HO
KAESANG DAN PRABOWO - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep (kiri) dan Calon Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto (kanan) di atas panggung perayaan HUT Ke-9 PSI di Stadion Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (9/12/2023). Dalam perayaan itu, Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep menyampaikan 9 program yang akan diperjuangkan jika menang di Pemilu 2024. TRIBUNNEWS/HO (HO/HO)

Menurutnya, untuk PSI bisa menggaet Jokowi, ada "harga yang sangat mahal".

"Apa yang PSI bisa lakukan untuk mengakomodasi kepentingan Pak Jokowi di masa yang akan datang? Nah, ini sesuatu yang sangat kompleks untuk kita hitung," ungkapnya.

Langkah Jokowi Sulit Ditebak 

Menurut Hakim, langkah-langkah politik Jokowi dan kepentingannya agak sulit ditebak. 

Hakim mencontohkan, pada awalnya, Jokowi seperti tidak tertarik untuk mendorong putranya, Gibran Rakabuming Raka, menjadi calon wakil presiden.

Baca juga: Jokowi Digadang-gadang Jadi Caketum PSI, Namanya Terus Digaungkan Jelang Kongres PSI di Solo

"Tetapi pada akhirnya walaupun beliau tidak secara eksplisit meng-endorse putranya, tetapi jelas masyarakat melihat Pak Jokowi mendukung pasangan Prabowo dan Gibran," ungkap Hakim.

Kondisi tersebut dinilai Hakim sama dengan saat ini, yang mana tidak banyak orang tahu apa yang menjadi kepentingan Jokowi ke depan.

"Jelas karier politik beliau itu one of the best lah. Salah satu politisi tersukses dalam sejarah Indonesia sejak merdeka adalah beliau."

"Sehingga beliau sudah berada di dalam puncak piramida politik nih. Kalau ngomong prospek ke depan berarti pasti tidak berkaitan dengan (pencapaian) beliau (pribadi), tentu berkaitan dengan hal lain."

"Apakah yang berkaitan dengan mungkin ada agenda nasional yang ingin beliau kawal ke depannya dan seterusnya dan seterusnya," ungkap Hakim.

Sehingga menurut Hakim, jika PSI serius ingin meminang Jokowi untuk menjadi pemimpin partai, maka partai berlambang mawar tersebut harus mampu mengartikulasikan dan memberikan tawaran yang relevan dengan kepentingan Jokowi ke depan.

"Dan sekali lagi itu enggak gampang untuk dipetakan," ungkap Hakim.

Nama Jokowi Terus Digaungkan

Sementara itu, Ketua DPW PSI Jateng Antonius Yogo Prabowo mengungkap nama Jokowi kini terus disebut-sebut untuk menjadi calon Ketua Umum PSI.

Terlebih dalam sebulan ke depan PSI akan menggelar Kongres Nasional pertamanya di Kota Solo, Jawa Tengah, yakni pada Juli 2025.

Yogo juga menilai Jokowi tak keberatan jika namanya masuk dalam bursa caketum PSI.

"Nama Pak Jokowi mulai disebut-sebut jelang kongres. Kemarin di rumah beliau, yang saya tangkap beliau tidak keberatan," ujar Yogo, Senin (2/6/2025), dilansir Tribun Solo.

Namun, menurut Yogo, hingga kini Jokowi masih melakukan pertimbangan matang soal maju tidaknya ia menjadi caketum PSI.

Itu karena memang Jokowi selama ini dikenal tidak pernah buru-buru dalam memutuskan sesuatu.

"Kami menghormati juga keputusan beliau, beliau semua coba dipertimbangkan dan dihitung, tidak buru-buru memutuskan 'oke saya masuk.'"

"Kami paham tipikal beliau yang segala sesuatunya dipertimbangkan dengan matang," terang Yogo.

Tak Hanya PSI, PPP Juga Tertarik Jadikan Jokowi sebagai Caketum

Setelah PSI menyebut nama Jokowi dipertimbangkan sebagai caketum PSI, kini PPP juga berminat menjadikan Jokowi sebagai caketum PPP.

Meski Jokowi sudah lengser sebagai presiden, namanya ternyata masih cukup diperhitungkan di dunia politik.

Hal itu juga diakui oleh Yogo bahwa Jokowi memang masih diperhitungkan di tanah air.

"Setelah PSI mengusung Pak Jokowi jadi ketum, PPP dan mungkin partai lain mungkin juga ikut mengusung."

"Tapi nggak apa-apa, artinya kami berpikir positif beliau masih diperhitungkan di tanah air. Bagaimana banyak parpol yang ingin beliau jadi ketum. Berarti ada sesuatu."

"Ada value yang layak dipertimbangkan. Yang jelas (untuk maju jadi ketum PSI) beliau tidak keberatan, dan beliau minta waktu untuk memperhitungkan," kata Yogo.

Pendaftaran Ketum PSI Diperpanjang hingga Juni 2025

Awalnya pendaftaran ketua umum PSI dibuka sejak 13-31 Mei 2025. 

Namun, pendaftaran ketum PSI ini kabarnya pendaftaran calon ketua umum PSI diperpanjang hingga 23 Juni 2025.

Hal ini karena beberapa tokoh di luar partai untuk melakukan konsolidasi dengan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Perwakilan Wilayah (DPW).

Sementara itu, Wakil Ketua Umum PSI Andy Budiman mengatakan perpanjangan waktu calon ketum ini adalah untuk memastikan dukungan dari DPD dan DPW.

Baca juga: Bukan PSI, Ray Rangkuti Ungkap Alasan Jokowi Lebih Diuntungkan Jika Gabung PPP

"Kami memberikan kesempatan pada tokoh besar di luar partai untuk mencari dukungan."

"Sehingga bisa memastikan dukungan untuk bisa ikut Pemilihan Raya PSI," katanya saat dihubungi, Minggu (1/6/2025).

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Blak-blakkan PSI, Jokowi Tak Keberatan Ikut Pemilihan Ketua Umum PSI di Solo, Tapi Minta Waktu.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto, Faryyanida Putwiliani, Rizkianingtyas Tiarasari)(Tribun Solo/Vincentius Jyestha Candraditya)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved