Idul Adha 2025
Potensi Ekonomi Kurban 2025 Turun Jadi Rp27,1 Triliun Imbas Daya Beli Masyarakat Melemah
Peneliti Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS), Haryo Mojopahit, menjelaskan penurunan ini lebih dalam dibanding masa pandemi 2021–202
Penulis:
willy Widianto
Editor:
Acos Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penurunan daya beli masyarakat berdampak signifikan pada potensi ekonomi kurban 2025 yang tercatat hanya sebesar Rp27,1 triliun, turun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp28,3 triliun. Jumlah rumah tangga pemberi kurban juga menyusut menjadi 1,92 juta dari 2,16 juta pada 2024.
Peneliti Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS), Haryo Mojopahit, menjelaskan penurunan ini lebih dalam dibanding masa pandemi 2021–2023.
“Terdapat penurunan sekitar 233 ribu pemberi kurban. Angka ini lebih rendah daripada saat kurban di masa pandemi. Hal ini menunjukkan penurunan daya beli masyarakat di semua kelas ekonomi yang menjadi indikator pelemahan ekonomi,” ujar Haryo saat merilis hasil penelitian dalam keterangan tertulis, Rabu (4/6/2025).
Dari total potensi hewan kurban, permintaan tertinggi berasal dari domba dan kambing (doka) sebanyak 1,1 juta ekor, sedangkan sapi dan kerbau sekitar 503 ribu ekor. Asumsi perhitungan mengacu pada berat hidup doka antara 20–80 kilogram dengan bobot karkas 41 persen, serta sapi 250–750 kilogram dengan bobot karkas 57 persen.
“Jika dijumlahkan maka potensi ekonomi kurban tahun 2025 dari sekitar 1,6 juta hewan ternak setara dengan 101,1 ribu ton daging,” kata Haryo.
Baca juga: Atas Perintah Prabowo, Erick Thohir Umumkan Diskon Transportasi Diterapkan Mulai Besok
IDEAS juga mencatat terdapat 90,91 juta orang tergolong mustahik prioritas dengan tingkat konsumsi daging terendah.
Peneliti Tira Mutiara menyebut kelompok ini terdiri dari 5,69 juta mustahik miskin ekstrem (di bawah 0,8 garis kemiskinan), 12,96 juta mustahik miskin (0,8–1,0 garis kemiskinan), 20,21 juta mustahik hampir miskin (1,0–1,2 garis kemiskinan), dan 52,04 juta mustahik rentan miskin (1,2–1,6 garis kemiskinan).
“Selama ini terjadi kesenjangan konsumsi daging,” ujar Tira.
Ia merinci, pada 2024, konsumsi daging oleh satu persen warga terkaya mencapai 4,71 kilogram per kapita per tahun, atau 517 kali lipat lebih tinggi dibanding konsumsi kelompok termiskin yang hanya 0,009 kilogram per kapita per tahun.
Baca juga: Daftar Daerah yang Alami Defisit Daging Kurban, Ini Penyebabnya
Menurut Tira, distribusi daging kurban yang tepat sasaran dapat menurunkan ketimpangan konsumsi secara signifikan.
“Kesenjangan ini dapat dikurangi dengan pendistribusian daging kurban yang menyasar daerah yang minim mengkonsumsi daging. Jika rekayasa sosial dalam pendistribusian daging kurban dilakukan secara sempurna kepada 90,91 juta mustahik prioritas, kesenjangan konsumsi daging yang diukur dengan rasio gini berpotensi turun signifikan dari 0,61 menjadi 0,40,” ujarnya.
Idul Adha 2025
Idul Adha 2025, Baznas Bazis DKI Jakarta Salurkan Daging Kurban untuk Santri Difabel Hingga Dhuafa |
---|
Kecewanya Pemuda di Gresik, Honda CBR Miliknya Dicuri Teman, Pesta Bakaran Daging Kurban Hanya Modus |
---|
Kisah Si Gemplo Sapi Kurban Presiden Prabowo Menangis saat Dikirim ke Desa Terpencil di Sragen |
---|
Turki–Indonesia Kerja Sama Salurkan Daging Kurban hingga Pelosok Daerah di Tanah Air |
---|
Arus Balik Libur Iduladha 2025 Meningkat Tajam di Tol Jabodetabek dan Jawa Barat, Ini Datanya |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.