Jumat, 3 Oktober 2025

Hasil Survei Status Gizi Indonesia 2024: Angka Stunting Turun Jadi 19,8 Persen

Pemerintah menargetkan penurunan stunting nasional menjadi 14,2 persen pada 2029, sesuai dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

Editor: Erik S
fanssea.searca.org
ILUSTRASI STUNTING- Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) melalui Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) resmi mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) melalui Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) resmi mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024.

Salah satu fokus utama adalah soal stunting.

Terjadi penurunan prevalensi stunting nasional, dari 21,5 persen pada tahun 2023 menjadi 19,8 persen pada tahun 2024.

Baca juga: Program Sosial Digelar di Cilegon Banten, Fokus pada Pencegahan Stunting Balita

Hal itu disampaikan pada kegiatan diseminasi yang diselenggarakan secara luring di Auditorium Siwabessy, Gedung Kemenkes, Senin (26/5/2025).

Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin menyebut, pemerintah menargetkan penurunan stunting nasional menjadi 14,2 persen pada tahun 2029, sesuai dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang disusun bersama Sekretariat Wakil Presiden dan Bappenas.

“Target ini tidak mudah, tapi cukup menantang untuk dikejar. Dari angka 21,5 persen di 2023, kita harus turun ke 14,2 persen di 2029, artinya harus menurunkan sekitar 7,3 persen dalam lima tahun,” ujar Menkes Budi.

Ia membeberkan, tantangan penurunan stunting pada 2025, terutama di enam provinsi dengan jumlah balita stunting terbesar, yaitu Jawa Barat (638.000 balita), Jawa Tengah (485.893 balita), Jawa Timur (430.780 balita), Sumatera Utara (316.456 balita), Nusa Tenggara Timur (214.143 balita), dan Banten (209.600 balita).

“Kalau enam provinsi ini bisa kita turunkan 10 persen, maka secara nasional bisa turun 4–5 persen Karena 50 persen anak stunting ada di enam daerah ini,” tegas dia.

Strategi penting lainnya adalah memastikan intervensi sejak masa pra-kelahiran, dengan fokus pada 11 intervensi spesifik di sektor kesehatan, khususnya untuk remaja putri dan ibu hamil dimana mereka diharapkan tidak kekurangan gizi atau anemia.

Adapun target penurunan stunting tahun ini adalah 18,8 persen.

Baca juga: Berantas Stunting, Kampanyekan Sehari Satu Telur dengan Bantuan AI

Kepala BKPK Kemenkes RI, Prof. Asnawi Abdullah, menegaskan, capaian ini menjadi langkah penting menuju target jangka panjang penurunan stunting hingga 5 persen pada 2045.

Menurutnya, survei 2024 berhasil mencegah sekitar 337.000 balita dari risiko stunting, melampaui target tahunan RPJMN sebesar 325.000 balita.

Meski demikian, Prof. Asnawi mencatat adanya variasi prevalensi stunting antar provinsi, kabupaten/kota, serta kelompok sosial ekonomi.

SSGI 2024 dilaksanakan di 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota dan didukung penuh oleh kementerian/lembaga terkait, pemerintah daerah, serta mitra pembangunan internasional, seperti WHO, SEAMEO RECFON , dan Prospera.

“Tujuan utama diseminasi ini adalah agar data SSGI dimanfaatkan sebagai dasar perencanaan, evaluasi program, dan identifikasi wilayah prioritas. Semoga hasil ini semakin memperkuat intervensi yang berdampak nyata bagi bangsa,” kata Prof. Asnawi.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved