Kesenjangan Akses Pendidikan Tinggi dan Pentingnya Pendekatan Inklusif
Pendidikan tinggi yang berkualitas merupakan fondasi penting dalam membangun sumber daya manusia unggul sebagai bagian dari visi Indonesia Emas 2045
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Editor:
Eko Sutriyanto
Hasiolan EP/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tantangan finansial masih menjadi penyebab utama banyaknya mahasiswa Indonesia yang terpaksa menghentikan studi mereka di perguruan tinggi.
Data dari Kementerian Pendidikan Tinggi bidang Saintek menunjukkan bahwa lebih dari 350 ribu mahasiswa berhenti kuliah sepanjang 2023, mayoritas berasal dari institusi swasta.
Fenomena serupa juga terjadi pada 2020, saat lebih dari 600 ribu mahasiswa mengalami hal yang sama.
Angka-angka tersebut mengindikasikan permasalahan struktural dalam sistem pendidikan tinggi, di mana kesempatan melanjutkan pendidikan kerap terbatas bagi mereka yang berasal dari latar belakang ekonomi menengah ke bawah.
Padahal, pendidikan tinggi yang berkualitas merupakan fondasi penting dalam membangun sumber daya manusia unggul sebagai bagian dari visi Indonesia Emas 2045.
Di tengah situasi ini, beberapa institusi pendidikan mencoba mencari solusi.
Salah satunya adalah inisiatif dari Deakin University Lancaster University Indonesia (DLI), sebuah perguruan tinggi hasil kolaborasi dua universitas global.
Baca juga: Cara Daftar Beasiswa Pemprov Riau 2025, Pendaftaran Dibuka hingga 7 Juni
DLI merespons tantangan ini dengan menyediakan berbagai bentuk dukungan akses pendidikan bagi calon mahasiswa melalui skema beasiswa berbasis prestasi akademik maupun non-akademik.
Program beasiswa yang diberikan mencakup pembiayaan penuh hingga bantuan parsial, yang terbuka tidak hanya untuk pelajar Indonesia tetapi juga pelajar internasional.
Beberapa kategori beasiswa mengakomodasi pelajar dengan latar belakang sosial yang beragam, memperhitungkan kontribusi mereka di bidang sosial, seni, hingga olahraga.
Rektor DLI, Professor Greg Barton, menyampaikan pihaknya menawarkan sejumlah jenis beasiswa.
Hal ini, kata dia, mencerminkan upaya serius pihaknya untuk membuka akses pendidikan tinggi yang lebih luas dan berkeadilan.
Salah satunya adalah Rector Scholarship, yaitu beasiswa penuh (100 persen) yang ditujukan bagi mahasiswa Indonesia yang akan menempuh program gelar ganda sarjana. Untuk menerima beasiswa ini, pelamar harus memiliki nilai rata-rata kelas 12 minimal 90 serta aktif dalam kegiatan sosial, seni, atau olahraga. Proses seleksi dilakukan secara ketat melalui wawancara langsung dengan rektor.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.