Senin, 29 September 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Beda dengan Prabowo, Kepala BGN Akui Kasus Keracunan MBG karena Ada Bahan Baku Tak Layak Saji

Kepala BGN mengakui bahwa salah satu faktor terjadinya keracunan MBG di sejumlah daerah karena bahan baku tak layak saji.

Nitis Hawaroh/Tribunnews.com
KERACUNAN MBG - Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana usai rapat bersama Badan Anggaran DPR RI, Selasa (10/9/2024). Dadan mengakui bahwa salah satu faktor terjadinya keracunan MBG di sejumlah daerah karena bahan baku tak layak saji. Hal ini disampaikannya saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (21/5/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, akhirnya membeberkan penyebab terjadinya kasus keracunan siswa seusai menyantap makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sempat terjadi di beberapa wilayah.

Dadan mengatakan ada beberapa penyebab terjadinya peristiwa tersebut. Pertama, dia mengaku adanya bahan baku yang memang sudah tidak layak disajikan.

Sehingga, dia meminta adanya peningkatan mutu bahan baku untuk program MBG harus segar dan dipilih secara selektif.

Lalu, Dadan juga mengatakan, pihak dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terlalu lama dalam memasak makanan dan diimbau untuk mempercepat prosesnya.

"Kejadian di Sukoharjo kemudian juga kejadian di Pali, Sumatra Selatan itu karena processing terlalu lama, termasuk di Bandung dan di Tasikmalaya sehingga kita meminta sekarang seluruh SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) memasaknya tidak terlalu lama antara waktu memasak dengan penyiapan," ujar Dadan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR di Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (21/5/2025), dikutip dari YouTube Parlemen TV.

Dadan juga mengungkapkan, ada peristiwa keracunan MBG karena makanan yang disajikan tidak kunjung dikonsumsi oleh siswa.

Adapun hal ini berkaca dari kasus keracunan MBG di Batang, Jawa Tengah, di mana siswa terlambat mengonsumsi makanan karena terlebih dahulu harus mengikuti acara sekolah.

Dia mengungkapkan, berkaca dari kasus tersebut, maka diharapkan adanya peningkatan prtokol keamanan saat proses pengantaran makanan dari SPPG ke sekolah dan imbauan bagi sekolah agar segera mengonsumsi makanan MBG.

Selanjutnya, Dadan mewanti-wanti agar makanan segera diganti menu lain ketika rasa atau tekstur makanan sudah berubah.

Baca juga: Dorong Kolaborasi Program Mitra Dapur MBG, Gerakan Sosial Diharapkan Ciptakan Lapangan Kerja Baru

Dia pun mewajibkan adanya uji organoleptik terkait tampilan, aroma, rasa, tekstur, dan lain-lain.

"Baik itu (keracunan MBG) di Bogor, di Cianjur, kemudian di Bandung, di Tasikmalaya, itu kejadiannya justru terjadi pada satuan-satuan pelayanan yang sudah 3-4 bulan melakukan distribusi makanan,"

"Jadi ada kesan bahwa ini menjadi kebiasaan dan kemudian kami putuskan agar melakukan penyegaran dan sekarang setiap dua bulan penjamah makanan tersebut kami kumpulkan untuk diberi pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan juga keterampilannya," beber Dadan.

Upaya Cegah Keracunan MBG Terjadi Lagi

Dadan mengatakan pihaknya sudah melakukan pencegahan terjadinya keracunan MBG lewat berbagai cara, yaitu dari penetapan standar baru dan sertifikasi bagi SPPG.

Selain itu, dia menyebut menu makanan yang dibuat tiap harinya dirancan oleh ahli gizi dari tiap SPPG.

Tak cuma itu, dia juga meminta adanya kepastian bahan baku harus dalam kondisi segar.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan